Intisari-Online.com - Negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Rusia maupun China mulai aktif mengeksplorasi ruang angkasa.
AS dan empat sekutunya dalam 'Five Eyes', telah merilis rencana operasi ruang angkasa bersama dengan Jerman dan Prancis.
Rencana operasi ruang angkasa itu dibentuk untuk melawan negara-negara besar lainnya selama dekade berikutnya, Departemen Pertahanan AS mengumumkan pada hari Selasa.
“Amerika Serikat bergabung dengan Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Selandia Baru, dan Inggris Raya dalam rilis bersama 'Combined Space Operations (CSpO) Vision 2031' hari ini," kata Departemen Pertahanan dalam siaran pers, melansir The EurAsian Times, Selasa (22/2/20222).
Departemen Pertahanan menggambarkan CSpO sebagai inisiatif untuk mengatasi kebutuhan menyeluruh untuk mendorong penggunaan ruang angkasa yang bertanggung jawab, mengakui tantangan terhadap keberlanjutan ruang angkasa, ancaman yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi dan apa yang disebut program kontra-ruang angkasa yang semakin komprehensif dan agresif dari negara-bangsa lain.
"'Visi CSpO 2031' menguraikan tujuan menyeluruh inisiatif dan menyoroti prinsip-prinsip panduannya, termasuk kebebasan menggunakan ruang angkasa, penggunaan ruang angkasa yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, bermitra sambil mengakui kedaulatan, dan menegakkan hukum internasional," kata rilis itu.
Prinsip-prinsip panduan ini akan didukung dengan mengembangkan dan mengoperasikan arsitektur yang tangguh dan dapat dioperasikan, mendorong perilaku militer yang bertanggung jawab di ruang angkasa dan berbagi intelijen dan informasi dengan tujuan mengejar domain ruang angkasa yang aman, terjamin, dan berkelanjutan, tambah rilis tersebut.
Aliansi 'Five Eyes' (Lima Mata)
Aliansi 'Five Eyes' adalah pengaturan berbagi intelijen antara AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
'Five Eyes' berkembang selama Perang Dingin sebagai mekanisme untuk memantau perkembangan di bekas Uni Soviet.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR