Kemudian Belanda membangun benteng pertahanan di Batusangkar dengan nama Fort Van der Capellen.
Sementara itu kaum Padri menyusun strategi dan kekuatan di Lintau.
Pada 1822, pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Goffinet oleh kaum Padri.
Dalam peristiwa itu Kapten Goffinet terluka dan tewas.
Pada September 1822, Belanda kembali ke Batusangkar setelah tertekan oleh serangan kaum Padri yang dipimpin Tuanku Nan Renceh.
Namun keterlibatan Belanda membuat keadaan semakin kacau dan rumit.
Karena Belanda malah ikut mencampuri kaut Adat.
Pada 1833, kaum Adat bergabung dengan Kaum Padri dan bersama-sama berjuang melawan Belanda.
Pada 1837, Kota Bonjol yang berbenteng akhirnya dapat direbut.
Namun, Tuanku Imam Bonjol mampu melarikan diri tapi kemudian menyerah.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR