Intisari - Online.com - Ketika Marthin Luther mengeluh mengenai Gereja Katholik tahun 1517, Raja Henry VIII membalasnya dengan memberi argumen logis kepada pemimpin Reformasi Protestan itu.
Atas hal itu, paus memberikan Henry gelar Fidei Defensor atau Pembela Iman.
Namun tidak lama dari itu bahkan tidak ada 10 tahun lamanya, Henry VIII memutuskan hubungannya dengan Gereja Katholik, menerima peran Pemimpin Agung Gereja Inggris dan membubarkan biara-biara bangsa, menyerap dan mendistribusikan kembali properti besar mereka sesuai keinginannya.
Lantas apa yang membuat Raja Inggris yang dulunya taat dengan ajaran Katholik Roma itu membuka agama baru?
Pernikahan pertama yang gagal
Anti-katholik mulai berkembang di Inggris sejak awal 1520-an, tapi Katholik mendapatkan dukungan cukup besar.
Henry VIII juga tidak ingin memecah gereja, karena ia mendapat dukungan dari gereja dan ia juga terbilang cukup taat.
Namun, pernikahan pertama Henry VIII dengan Catherine dari Aragon telah gagal memberikan keturunan dan pewaris tahta pria.
Henry juga tergila-gila dengan salah satu dayang istrinya, Anne Boleyn, yang mana kakak perempuannya, Mary, sebelumnya adalah kekasih Henry VIII.
Anne juga mendorong agar raja terus menerus memperhatikannya, tapi menolak gagasan menjadi selirnya.
KOMENTAR