Intisari-Online.com - Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur adalah Mpu Sindok.
Mpu Sindok naik takhta pada 929 M, berkuasa hingga 947 M dengan gelarSri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa.
Melansir National Geographic, Jumat (11/2/2022), sebuah prasasti dari era Mpu Sindok ditemukan di Situs Gemekan, Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Prasasti ini ditemukan berkat hasil penggalian yang dilakukan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (BPCB Jatim) sejak tanggal 7 Februari 2022.
Melansir Kompas.com, selama hampir dua dekade berkuasa, Mpu Sindok meninggalkan setidaknya 20 buah prasasti.
Akan tetapi, sebagian besar prasasti peninggalannya berkenaan dengan penetapan sima bagi suatu bangunan suci.
Sementara kehidupan politik yang tergambar pada prasasti-prasastinya hanya samar.
Seperti contohnya pada Prasasti Waharu, yang berisi tentang anugerah untuk penduduk Desa Waharu karena setia membantu negara melawan musuh.
Selain itu, Prasasti Anjukladang dan Prasasti Paradah menyebut bahwa ibu kota kerajaan berada di Watugaluh, yang sekarang berada di dekat Jombang di tepi Sungai Brantas.
Mpu Sindok yang jugaketurunan Wangsa Sanjaya ini memindahkanpusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur selama masa pemerintahannya.
Hal itu terjadi lantaranistananya di Jawa Tengah hancur akibat letusan Gunung Merapi.
Menurut para pujangga, bencana tersebut dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia, dan sesuai landasan kosmogonis maka haruslah dibangun kerajaan baru yang diperintah wangsa baru pula.
Oleh karena itu, selain memindahkan kerajaan, Mpu Sindok juga mendirikan Dinasti Isyana.
Istilah Wangsa Isyana dapat dijumpai dalam Prasasti Pucangan yang dikeluarkan Raja Airlangga pada 1041 M.
Dalam prasasti tersebut, dimuat silsilah Raja Airlangga, mulai dari Mpu Sindok sebagai pendiri dinasti.
Mpu Sindok memiliki seorang putri bernama Sri Isanatunggawijaya, yang menjadi penerusnya setelah menikah dengan Sri Lokapala.
Baca Juga: Sejarah dan Proses Berdirinya Kerajaan Mataram yang Harus Anda Ketahui
Mereka mempunyai putra bernama Makutawangsawardhana, yang menjadi raja ketiga dari Wangsa Isyana.
Mpu Sindok meninggal pada 947 M, jasadnya dicandikan di Isanabajra dan setelah itu takhta kerajaan jatuh kepada putrinya Sri Isanatunggawijaya, yang memerintah bersama suaminya, Sri Lokapala.
Baca Juga: Ikut Menggerogoti dari Dalam, Inilah yang Diincar VOC dengan Memecah Belah Kesultanan Mataram
(*)