Intisari-Online.com – Lin Siniang (perkiraan 1629-1644) adalah seorang pejuang yang melatih pasukan wanita dan mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan rajanya.
Pada tahun 1629, China terjerat dalam perang dengan alam dan manusia.
Antara berperang dengan Mongolia, Korea, dan Jepang, militer meregangkan anggaran negara hingga meledak.
Ketika China dilanda musim dingin yang lebih lama dan lebih dingin yang disebabkan oleh penurunan suhu rata-rata, kelaparan meledak di seluruh utara.
Tidak cukup tanaman yang bisa ditanam untuk menyediakan makanan dan banyak tentara kelaparan namun dilarang merusak pedesaan.
Di tahun 1629 itu merupakan tahun Lin Siniang (Lean Shinjang) lahir dari keluarga militer yang berjuang.
Keluarga Lin Siniang mungkin miskin, tetapi ayahnya memastikan untuk memberinya instruksi yang tepat dalam penggunaan pedang, tombak, dan seni bela diri.
Dia sangat mahir sehingga pada usia enam tahun, orang-orang kagum dengan keahliannya.
Ketika Lin Siniang masih remaja, orangtuanya dibunuh dan dia ditinggalkan tanpa keluarga yang merawatnya.
Dia kemudian menjadi pelacur, bekerja sepanjang hari di tepi Sungai Qinhua, dekat Nanjing sekarang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR