Intisari-Online.com - PerJumat (4/2/2022), kasus virus corona di Indonesia bertambah32.211 kasus baru.
Tingginya kasus virus corona di Indonesia membuat Indonesia menjadi sorotan media asing.
Ini karenatingkat positif untuk individu yang dites mencapai 10,29%.
Data itujelas membuat Indonesia melampaui ambang batas 5% yangditetapkanWHO.
Padahal itu adalah data untuk mengidentifikasi negara-negara yang telah kehilangan kendali atas virusCovid-19.
Namun bukan soal melonjaknya kasus Covid-19, tapiAl Jazeera, menyoroti efektivitas vaksin Sinovac.
Diketahui Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan vaksin Sinovac.
Masalahnya hanya45,9% dari208 juta populasi Indonesia yang telah divaksin.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, 79% di antaranyadivaksin dengan vaksin Sinovac.
Ada beberapa poin yang disorotiAl Jazeera.
Pertama soalpenelitian di University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong.
Penelitian itumenemukan bahwa dua dosis Sinovac tidak menghasilkan antibodi yang cukup untuk melawan Omicron.
“Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa Omicron mungkin lebih mungkin lolos dari perlindungan kekebalan yang diinduksi vaksin, dibandingkan dengan prototipe dan varian (vaksin) lain yang menjadi perhatian,” para penulis menyimpulkan.
Ada juga studi lain yang dilakukan oleholeh Universitas Yale dan Kementerian Kesehatan Republik Dominika.
Diterbitkan pada bulan lalu dijurnal Nature Medicine, studimenunjukkan tidak ada antibodi penetral di antara mereka yang menerima dua suntikan Sinovac.
Bukti lain China sendiri harus kembali melakukan lockdown karena lonjakan kasus virus corona.
Sebab China hampir 100% menggunakan vaksin Sinovac.
Hal kedua yangAl Jazeera adalah kasus virus corona di Indonesia bisa menembus300.000 hingga 500.000 di akhir bulan Februari.
Itu menurutlaporan dari ahli epidemiologi Indonesia Dr Dicky Budiman.
“Kasus harian akan 10 kali lebih buruk dari gelombang kedua tetapi untuk rawat inap hanya setengahnya,” ujarnya.
“Angka kematian mungkin juga lebih rendah."
"Tetapi saya tidak dapat menjamin itu karena Sinovac kurang efektif melawan Omicron dibandingkan dengan vaksin messenger RNA.”
Terakhir, hal yang disorot adalah cangkupan jumlah vaksin di Indonesia.
Di mana cakupan vaksinasi di Indonesia terfokus hanya di Jawa dan Bali.
Jadi jangan heran bila kasus meningkat tajam di pulau-pulau lain.