Melansir Daily Mail, dalam beberapa tahun terakhir suku Dani telah menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Beberapa desa menyajikan adat asli mereka dan mengadakan perang tiruan.
Setiap bulan Agustus suku Dani mengadakan perang tiruan dengan suku tetangga - suku Lani dan Yali - untuk merayakan kesuburan dan kesejahteraan provinsi Papua serta menjunjung tinggi tradisi kuno.
Orang-orang Lembah Baliem, suku Dani, Lani dan Yali, diidentifikasi secara tidak sengaja oleh ahli zoologi dan filantropis Amerika Richard Archbold, saat melakukan ekspedisi zoologi ke New Guinea pada tahun 1938.
Para pria suku Dani mengenakan pakaian khas suku, termasuk cat wajah, bulu, tulang binatang, dan Koteka.
Para wanitanya mengenakan rok yang terbuat dari anyaman serat anggrek berhiaskan jerami dan noken, tas anyaman dikenakan dari kepala.
Masyarakat suku Dani menyebut diri mereka sendiri sebagai nit baliemega yang berarti "kami orang Baliem".
Sebagian besar suku Dani memeluk agama Kristen Protestan, namun tidak bisa lepas dari adat istiadatnya sebagai penganut kepercayaan roh-roh orang yang sudah meninggal
Perpaduan dari dua keyakinan tersebut dapat dilihat dari upacara adat yang dilakukan oleh masyarakatnya.
Mereka masih secara rutin melakukan ritual-ritual penghormatan terhadap roh leluhur.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR