"Setelah itu, mereka diadili di AS karena ketika mereka menjadi agen CIA dan bekerja di Rusia, mereka melanggar hukum Amerika dan berpartisipasi dalam proses privatisasi," jelas Putin.
Presiden Putin mengungkapkan bahwa beberapa pakar Amerika telah memperoleh akses ke fasilitas senjata nuklir Rusia, atau bahkan mengibarkan bendera Amerika di meja.
"Ada pakar Amerika yang duduk di kompleks senjata nuklir kami," katanya.
"Saya, mereka bekerja di sana, dari pagi hingga malam, mereka memiliki meja dan bendera Amerika," sambungnya.
Menurut Putin, "ini hanyalah sebuah contoh" dari upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia.
"Kenyataannya jauh lebih dari itu," timpalnya.
Juga dalam pidatonya, Putin menekankan bahwa Rusia tidak memiliki sikap bermusuhan terhadap siapa pun.
"Ini sama sekali tidak benar. Rusia sama sekali tidak memiliki permusuhan terhadap negara mana pun di dunia," katanya.
"Bagian dunia tertentu menganggap kami musuh mereka. Kami memang menyebut negara bangsa," imbuhnya.
"Negara mana yang menjadi lawan kami dalam dokumen strategis apa pun? Tidak. Tapi mereka melihat kami sebagai musuh," kata presiden Rusia itu.
Ini bukan pertama kalinya Putin menuduh AS mencampuri urusan dalam negeri Rusia (terutama tak lama setelah runtuhnya Uni Soviet) dan privatisasi aset milik pemerintah.
Pada 2013, Putin mengumumkan bahwa dalam rombongan mantan Wakil Perdana Menteri Rusia Anatoly Chubais, ada agen CIA.
Chubais adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses privatisasi, dan pernah menjabat sebagai kepala staf Kremlin.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR