Intisari-online.com - Agen mata-mata dikenal melakukan tugas spionase dan pengintaian di negara lain.
Mereka melakukan tugasnya untuk mencari informasi penting di suatu negara yang dianggap ancaman, kemudian mengirimkannya ke negara yang mempekerjakannya.
Salah satu agen mata-mata terkenal di dunia adalah CIA, milik Amerika.
Sebagai negara terkuat di dunia, Amerika ternyata memiliki beberapa pesaing negara kuat seperti China dan Rusia.
Jadi tak heran jika CIA diperintahkan menyusup ke dua negara tersebut.
Meski demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin, Pernah membocorkan agen mata-mata Amerika itu di Rusia.
Berbicara pada 9 Desember selama pertemuan Dewan Hak Sipil dan Hak Asasi Manusia.
Presiden Putin mengutip contoh infiltrasi Amerika di pemerintah Rusia untuk menunjukkan bahwa banyak negara lain berusaha untuk campur tangan dalam urusan internal Moskow.
"Pada pertengahan 1990-an, agen CIA mengambil posisi sebagai penasihat, bahkan pegawai resmi pemerintah Rusia," katanya.
"Namun pada awal 2000-an, kami telah merawat kelompok ini dan membawa mereka pulang," imbuhnya.
"Setelah itu, mereka diadili di AS karena ketika mereka menjadi agen CIA dan bekerja di Rusia, mereka melanggar hukum Amerika dan berpartisipasi dalam proses privatisasi,"jelas Putin.
Presiden Putin mengungkapkan bahwa beberapa pakar Amerika telah memperoleh akses ke fasilitas senjata nuklir Rusia, atau bahkan mengibarkan bendera Amerika di meja.
"Ada pakar Amerika yang duduk di kompleks senjata nuklir kami," katanya.
"Saya, mereka bekerja di sana, dari pagi hingga malam, mereka memiliki meja dan bendera Amerika," sambungnya.
Menurut Putin, "ini hanyalah sebuah contoh" dari upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia.
"Kenyataannya jauh lebih dari itu," timpalnya.
Juga dalam pidatonya, Putin menekankan bahwa Rusia tidak memiliki sikap bermusuhan terhadap siapa pun.
"Ini sama sekali tidak benar. Rusia sama sekali tidak memiliki permusuhan terhadap negara mana pun di dunia," katanya.
"Bagian dunia tertentu menganggap kami musuh mereka. Kami memang menyebut negara bangsa," imbuhnya.
"Negara mana yang menjadi lawan kami dalam dokumen strategis apa pun? Tidak. Tapi mereka melihat kami sebagai musuh," kata presiden Rusia itu.
Ini bukan pertama kalinya Putin menuduh AS mencampuri urusan dalam negeri Rusia (terutama tak lama setelah runtuhnya Uni Soviet) dan privatisasi aset milik pemerintah.
Pada 2013, Putin mengumumkan bahwa dalam rombongan mantan Wakil Perdana Menteri Rusia Anatoly Chubais, ada agen CIA.
Chubais adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses privatisasi, dan pernah menjabat sebagai kepala staf Kremlin.