Penulis
Intisari-online.com - Meski nyawa di ujung tanduk, nyatanya Ukraina masih terus memiliki cara untuk bertahan dari amukan Rusia.
Bahkan menjadin hubungan dan mencari dukungan dari negara lain, hingga mendapatkan pasokan senjata militer yang dibutuhkan.
Kali ini, Rusia kembali dibuat kepanasan dengan langkah Turki yang ikut membantu Ukraina.
Sebuah perjanjian kerjasama antara Turki dan Ukraina.
Memungkinkan Kiev untuk memproduksi massal kendaraan udara tak berawak bersenjata (UAV), menimbulkan reaksi dari politisi senior Rusia.
Menanggapi kantor berita RIA Novosti, Senator Andrey Klimov, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federal (Senat) Rusia.
"mengkritik langkah baru Ukraina, menganggapnya sebagai tindakan provokatif, bergerak," katanya.
"Turki tahu ini tetapi masih mendukung Ukraina, yang sangat disesalkan," tambah Klimov.
Senator Klimov memperingatkan risiko kembalinya konflik di Ukraina timur, bahwa Kiev menggunakan senjata mitra asingnya untuk menyerang separatis.
"Ada risiko bahwa 'elang' di Kiev dapat memanfaatkan kesempatan ini," Klimov memperingatkan.
Senator Klimov mengatakan bahwa Turki tidak hanya ingin mendapatkan keuntungan finansial dari perjanjian tersebut.
Tetapi juga ingin campur tangan lebih dalam dalam ketegangan di Eropa Timur.
Komentar Klimov muncul setelah Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznokov mengumumkankesepakatan Ukraina-Turki.
"Ukraina dan Turki telah mencapai kesepakatan tentang kerja sama dalam transfer teknologi militer dan hanya menunggu penandatanganan," ungkap laporan itu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Ukraina akan membangun pabrik Bayraktar yang mengkhususkan diri dalam produksi drone bersenjata Turki.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kerja sama Ukraina-Turki.
Dia mengatakan bahwa "ini adalah teknologi baru, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat kekuatan pertahanan negara".
Turki saat ini berdiri netral dalam ketegangan antara Rusia dan AS dan NATO atas Ukraina.
Namun, Turki telah mengkritik aneksasi Rusia atas Krimea pada tahun 2014.
Fakta bahwa Turki menjual teknologi untuk memproduksi drone bersenjata ke Ukraina adalah sesuatu yang selalu menjadi perhatian Rusia.
Selama panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari Turki Receip Tayyip Erdogan pada Desember 2021.
Sementara, Vladimir Putin mengkritik tindakan "destruktif dan provokatif" Turki di wilayah tersebut.