Diam-diam Dorong Pembantaian Etnis Muslim di Negara Lain, Ukraina Kini Ketar-ketir Terima Kenyataan Negara yang Cegah Kekejian Tersebut Bersiap Melumatnya

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina

Intisari-Online.com - Ukraina sempat disebut terlibat dalam aksi militer yang dilancarkan Georgia terhadap Ossetia Selatan pada 2008.

Aksi militer tersebut diduga oleh Rusia sebagai upaya pembersihan etnis Muslim di Ossetia Selatan.

Konflik Georgia dan Ossetia Selatan sendiri memiliki sejarah yang panjang. Hingga pada 2008 lalu -dua tahun setelah Ossetia Selatan memerdekakan diri dan terlepas dari Georgia, perang di antara keduanya kembali berkecamuk.

Ketika itu, Rusia yang bersekutu dengan Ossetia Selatan membalasnya dengan mengirim tentaranya masuk ke Georgia.

Kampanye anti-Islam yang dilancarkan terus-menerus oleh Pemerintah Georgia telah menyebabkan kondisi umat Islam di Ossetia Selatan dirundung kemiskinan dan terpuruk.

Sementara akibat perang Georgia-Rusia, umat Muslim Ossetia Selatan menjadi korban terbesar.

Pihak Rusia mensinyalir aksi militer yang dilancarkan Georgia merupakan upaya pembersihan etnis terhadap Muslim Ossetia Selatan.

Sementara Ukraina dituduh sebagai pihak yang menyuplai senjata kepada Georgia untuk mendorong negara tersebut membersihkan etnis Muslim di Ossetia Selatan.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, Setelah Kirim 90 Ton Amunisi Mematikan, Amerika Minta Warganya Tinggalkan Ukraina, Benarkah Perang Rusia danUkraina Kian Dekat?

Baca Juga: Mampu Mengubah Peradaban Majapahit dari Kerajaan Hindu Menjadi Islam Terkuak, Ternyata Inilah Sosok Putri Cempa Wanita yang Konon Mengislamkan Raja Majapahit

Disebut sebagai pihak yang 'diam-diam' mendorong pembantaian etnis Muslim di Ossetia Selatan, kini Ukraina justru tengah ketar-ketir terhadap invasi Rusia.

Seperti banyak diketahui, situasi Rusia-Ukraina kini makin tegang, setelah Moskwa menolak menarik sekitar 100.000 tentara yang dikerahkan di dekat perbatasan.

Amerika Serikat pun memperingatkan bahwa invasi bisa terjadi kapan saja.

AS bahkan memerintahkan keluarga diplomatnya di ibu kota Ukraina, Kiev, untuk meninggalkan negara itu.

Selain itu, mendesak warga AS di Ukraina untuk mempertimbangkan segera pergi dari negara tersebut, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengevakuasi mereka setelah ada kemungkinan Rusia menyerang.

Kementerian Luar Negeri AS juga menyarankan agar semua perjalanan ke Ukraina tidak dilakukan karena kemungkinan invasi Rusia.

Sementara itu, NATO mengerahkan pasukan dan senjatanya ke daerah dekat Ukraina.

Pergerakan itu juga terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa bisa menyerang Ukraina kapan saja.

Baca Juga: Ini 3 Titik Pijatan Untuk Sakit Kepala Vertigo, Jangan Sampai Salah

Baca Juga: Tak Salah Lagi Kalau 3 Weton Ini Berbakat Jadi Bos Besar Menurut Perhitungan Primbon Jawa, Apakah Weton Anda Salah Satunya?

Spanyol telah mengirim sejumlah kapal perang ke Laut Mediterania dan Laut Hitam. Negara tersebut juga sedang mempertimbangkan mengirim beberapa jet tempurnya ke Bulgaria.

Sementara Denmark mengirim satu unit fregatnya ke Laut Baltik.

Perancis menawarkan untuk mengirim pasukan ke Rumania.

Washington juga mengizinkan tiga sekutu NATO yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk mengirim senjata buatan AS dari gudang untuk digunakan Ukraina.

AS sendiri dilaporkan mengirim kapal induk USS Harry S Truman ke Laut Mediterania di tengah ketegangan antara Barat dan Rusia soal Ukraina.

Gugus tempur kapal induk USS Harry S Truman diterjunkan ke sana untuk mengikuti latihan angkatan laut NATO.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby mengatakan, latihan tersebut akan menunjukkan kemampuan NATO untuk mengintegrasikan kemampuan serangan maritim kelas atas dari kapal induk untuk mendukung pertahanan aliansi itu.

Meski, dia berkeras bahwa latihan tersebut tidak ada hubungannya dengan situasi di Ukraina saat ini.

Baca Juga: Dunia Sedang Heboh Konflik Rusia dan Ukraina, Mendadak China Terbangkan 39 Jet Tempur di Selat Taiwan, PasukanAmerika dan JepangDisebut Jadi Targetnya, Ada Apa Lagi?

Baca Juga: Dunia Sedang Heboh Konflik Rusia dan Ukraina, Mendadak China Terbangkan 39 Jet Tempur di Selat Taiwan, PasukanAmerika dan JepangDisebut Jadi Targetnya, Ada Apa Lagi?

(*)

Artikel Terkait