Intisari-Online.com - Para analis mengatakan Rusia tampaknya akan meluncurkan beberapa bentuk serangan ke Ukraina, tetapi skalanya masih belum diketahui, karena Kremlin memiliki banyak opsi yang tersedia.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Hal itu memicu kekhawatiran bahwa konflik Timur-Barat paling serius sejak Perang Dingin akan segera pecah.
Para analis yang dikutip AFP mengatakan, pengerahan pasukan Rusia memberi Moskwa serangkaian pilihan, dan Presiden Vladimir Putin akan mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari pembalasan Barat hingga cuaca.
"Dari sudut pandang militer, Rusia sedang mempersiapkan berbagai kemungkinan, mulai dari agitasi psikologis - melalui dunia maya dan sarana informasi - hingga invasi besar-besaran," kata Mathieu Boulegue, peneliti di Chatham House, think tank yang berbasis di London.
"Untuk Moskwa, pertanyaannya bukan lagi 'jika', tetapi 'kapan' dan 'bagaimana' intervensinya di Ukraina," katanya, dengan alasan bahwa "Rusia hanya menunggu alasan".
Untuk mengatisipasi serangan Rusia ke Ukraina, AS pun mempertimbangkan untuk mengirimkan ribuan pasukannya.
Seorang pejabat AS mengkonfirmasi kepada NPR bahwa pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim 5.000 tentara Amerika Serikat (AS) ke Eropa Timur.
Langkah itu akan menjadi peningkatan keterlibatan militer Amerika di wilayah tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina, melansir NPR, Minggu (23/1/2022).
Pasukan AS bisa menuju ke Rumania dan Polandia, atau mungkin Bulgaria atau Hongaria.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR