Kecantikan yang dirasakannya, sebenarnya lebih merupakan spekulasi daripada kebenaran.
Faktanya, kemungkinan besar dia adalah wanita dengan kecantikan rata-rata menurut standar saat itu, melansir Historical Eve.
Lihat saja, koin-koin Mesir Kuno yang masih bertahan tidak menampilkan citra yang konsisten dari ratu terkenal itu.
Pada beberapa koin, dia terlihat lebih ‘macho’ dengan hidung bengkok, sementara di beberapa koin lagi, dia memiliki penampilan rata-rata.
Citra penampilan rata-rata ini ditegaskan oleh sejarawan Plutarch yang menulis bahwa bukan kecantikannya yang membuatnya tertarik pada pria yang berkuasa, melainkan karakter, kecerdasan, suara manis, dan pesonanya.
Ketika bertemu pertama kali, Cleopatra baru berusia 22 tahun, sementara Caesar berusia 52 tahun dan dia adalah orang paling berkuasa di Roma.
Perbedaan usia, tidak menghentikan Cleopatra untuk memikat hati Caesar melalui kombinasi kecerdasan, intelektualitas, dan sensualitas.
Begitu terpesonanya Caesar oleh ratu muda itu sehingga dia tidak hanya menjadikannya kekasih, tetapi juga mengembalikannya ke takhta Mesir.
Hubungan mereka menghasilkan seorang putra, yaitu Ptolemy Caesar atau Caesarion (Kaisar Kecil).
Ketika Julius Caesar kembali ke Roma pada 47 SM, Cleopatra mengikutinya beberapa bulan kemudian.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR