Intisari-online.com - Persaingan politik antara China dan Amerika mungkin semakin memanas dari waktu ke waktu.
China terus berkembang menjadi negara terkuat di dunia, dengan kekuatan militer dan ekonomi yang terus naik.
Sementara Amerika diprediksi bisa dikalahkan China dalam beberapa tahun.
Namun jika China menjadi pemimpin global apakah yang akan terjadi, apakah dunia akan lebih baik daripada dimpinpin AS atau sebaliknya.
Sementara, China menyatakan harus lebih fokus mengungguli AS dalam meningkatkan standar hidup masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Daripada mengejar tujuan menjadi nomor satu, kata wakil menteri luar negeri China pada 18 Januari.
Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng membuat komentar sehari setelah China merilis laporan tahunannya.
Menunjukkan pertumbuhan PDB pada tahun 2021 sebesar 8,1 persen.
Pertumbuhan ini melebihi ekspektasi dan membawa China lebih dekat untuk mengejar ukuran ekonomi AS.
"Mengatasi AS dalam PDB bukanlah sesuatu yang kami pedulikan, juga bukan tujuan kami," kata Le pada 18 Januari.
"Memenuhi keinginan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik, inilah yang kami tuju," imbuhnya.
Bank Dunia (WB) memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 5,6% pada 2021. Itu berarti ekonomi China setara dengan 80% ekonomi AS, naik 10% dari tahun lalu, menurut SCMP.
Ketika ditanya tentang apakah China ingin menjadi negara adidaya No. 1, Le mengatakan China tidak mengejar tujuan hegemoni global.
"Kami menentang unilateralisme Perang Dingin, campur tangan dalam urusan internal dan pembentukan faksi dan perilaku kepentingan kelompok," kata Le.
Hubungan AS-China menjadi lebih tegang dalam beberapa bulan terakhir, meskipun Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk menemukan cara untuk meningkatkan hubungan.
Menanggapi pertanyaan tentang hubungan dengan AS, Le mengatakan hubungan AS-China menghadapi "banyak kesulitan", tetapi tanggung jawab terletak pada AS.
"Masalahnya terletak pada kebijakan AS yang salah, kesalahpahaman tentang China, tentang waktu dan dunia," kata Le.
"China dan AS seharusnya tidak terjebak dalam pertandingan tinju, sebaliknya mereka harus bersaing dalam atletik. Yaitu, memenangkan pertandingan dan di masa depan dengan menjadi lebih baik sendiri," jelasnya.