Kapal tersebut memiliki desain lambung yang khas dengan dasar datar yang mirip dengan tongkang, dan dirancang untuk dijalankan dengan sedikit tangan, yaitu hanya lima orang yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kapal.
Ini memungkinkan kapal untuk berlayar ke perairan dangkal Sungai Plate untuk mencapai kota Fray Bentos, rumah jagal terbesar di dunia pada waktu itu.
Kapal Zebrina memiliki panjang 30,48 meter dan dapat mengangkut muatas besar berisi daging asin atau es dibandingkan dengan kapal layar lainnya.
Tetapi rencana pemilik asli untuk mengimpor daging gagal karena kecepatan kapal yang lambat dan kurangnya pendingin di atas kapal.
Pemiliknya kemudian memutuskan untuk menggunakannya kembali dan memanfaatkan Zebrina untuk perjalanan perdagangan Mediterania yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan rute sebelumnya.
Untuk sementara waktu, kapal bekerja di berbagai tempat seputar Eropa di bawah banyak pemilik, sampai tahun 1917, beroperasi di Falmouth, di Kerajaan Inggris.
Dibawah komando Kapten Martin, Zebrina meninggalkan Falmouth pada tanggal 15 September 1917 dengan muatan batubara menuju Saint-Brieuc di Prancis.
Dua hari kemudian, Zebrina ditemukan di pantai dekat Cherbourg, dasar yang rata telah mencegah kerusakan pada lambung kapal.
Ketika penjaga pantai Prancis naik ke kapal, mereka tidak melihat siapa pun di sana.
Yang mengejutkan adalah kondisi kapal yang baik meski tidak ada awak kapal, dan tidak ada bukti mengapa awak kapal itu pergi, melansir historic myteries.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR