Di era Majapahit, selain sebagai alat tukar, uang gobog ini banyak dipakai untuk pembayaran pajak.
"Majapahit sebagai imperium yang berkuasa saat itu, mengeluarkan mata uang yang dinamai gobog. Mata uang yang pada akhirnya muncul menggantikan mata uang kepeng adalah mata uang yang bernama gobog," tulis Hutomo Putera, seperti melansir nationalgeographic.grid.id.
Kepeng sendiri merupakan mata uang berbentuk logam yang dibawa oleh para pedagang China, tersebar luas hampir ke seluruh pelosok Nusantara yang menjadi alat tukar resmi untuk perdagangan di Nusantara kala itu.
Hutomo Putera dalam skripsinya, menjelaskan tentang gobog yang populer di Nusantara sebagai mata uang Majapahit.
Skripsinya berjudul Pola Keletakan Ragam Hias Pada Mata Uang Koin Masa Klasik: Koleksi Museum Nasional, tahun 2011.
"Kesamaan tersebut diperkirakan karena masyarakat Majapahit pada saat itu, memiliki hubungan dan interaksi yang sangat erat dengan pedagang-pedagang China yang masuk atau datang ke Nusantara," tambahnya.
Saat melakukan kontak dagang dengan masyarakat setempat, orang-orang China tersebut menggunakan mata uang lokal yang dibawa dari Negaranya dan juga berasal dari berbagai Dinasti, yang mereka sebut dengan kepeng.
Tingginya permintaan uang kepeng di Jawa, memicu penyelundupan dari Tiongkok.
Dilakukan juga pembuatan tiruannya dari logam campuran (perak, timah, timbal, dan tembaga).
Di Jawa, uang tiruan ini disebut gobog dengan lubang persegi di tengah-tengah dan garis tengah yang lebih besar.
Source | : | kompas,nationalgeographic.grid.id |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR