Mengutip AFP, Tappin mengatakan, "Padahal Tonga dan daerah Pasifik itu, kita tahu ada tsunami (di kawasan Samudra Pasifik), belum ada peristiwa dari letusan gunung berapi dan letusan eksplosif sebelumnya. Jadi, ini adalah kejutan besar."
Menurut catatan sejarah, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga Hunga Ha'apai telah aktif sejak 1912 silam.
Namun, letusannya cukup tenang.
Gunung ini juga disebut terakhir kali aktif pada 2014 lalu.
Lalu, pada Desember 2021 lalu, aktivitas gunung berapi bawah laut ini ditemukan meningkat dan kemudian meletus pertama kali pada Jumat (14/1/2022).
Tappin mengatakan, "Tapi, apa yang kami alami di sini, sudah menggelegak sejak akhir tahun lalu, dan sekitar jam 5 tadi malam, Sabtu (15/1), ada letusan besar yang luar biasa ditangkap pada citra satelit."
"Sekarang kita tahu gunung berapi bisa memicu tsunami," lanjutnya.
Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya di Indonesia pada tahun 1882.
Tappin menjelaskan, saat itu Gunung Krakatau meletus dan menewaskan 36.000 korban jiwa.
Meski demikian, bagi Tappin, kejadian letusan gunung berapi bawah laut di Tonga masih sangat luar biasa.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR