Arya Damar akhirnya kembali ke daerah Tawangalun dan di sana mendirikan bangunan candi sebagai bentuk rasa kecewa.
Ia pun menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa di dalam candi hingga akhirnya mengalami moksha ke khayangan.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Resi Tawangalun yang sejatinya merupakan bangsa jin masih sering terlihat melakukan semedi di reruntuhan candi ini.
Kehadirannya dirasakan terutama saat malam bulan purnama.
Selain itu, ada juga kebiasaan ibu-ibu di sekitar area candi yang gemar memakan daging setengah matang di saat-saat tertentu.
Hal ini dipercaya merupakan bentuk penghormatan kepada putri Resi Tawangalun yang gemar memakan daging mentah.
Masyarakat juga sering melakukan acara slametan atau upacara tumpengan setiap malam Kamis atau pada saat bulan purnama sebagai bentuk ritual tolak balak.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR