Saat itu, warga menentang proposal amandemen, yang memperpanjang sewa tanah untuk investor asing.
Para demonstran sering merujuk ke China, negara tetangga yang kepentingan ekonominya di Kazakhstan telah memicu kecemasan di masa lalu.
Tetapi analis lokal berpendapat bahwa protes ketika itu merupakan tanggapan atas langkah kilat pemerintah Kazakhstan, yang menghapus dukungan pada mata uang tenge tahun sebelumnya.
Keputusan itu menciptakan devaluasi hingga 50 persen, sehingga meruntuhkan daya beli masyarakat lokal.
Pada saat yang sama, itu memperburuk kebencian kepada pejabat tingkat tinggi Kazakhstan dan gaya hidup mereka di luar negeri.
Sementara kali ini, musim kemarau yang panjang menyebabkan lonjakan harga sayuran, daging dan pakan ternak.
Penduduk pun semakin merasakan kesulitan karena masih berjuang bangkit kembali secara ekonomi, setelah kejatuhan harga energi global pada 2014.
“Perubahan aturan sering terjadi, pemotongan subsidi, dan "spekulasi" di sisi perbatasan Beijing pada paruh kedua 2021. Itu menyebabkan penantian panjang dan lonjakan biaya untuk kontainer yang membawa barang impor,” menurut Oksana Sorokina, Direktur SevenR Logistics yang berbasis di Almaty.
“Akibatnya, akhir tahun (2021) kami mengalami kelangkaan barang dengan harga luar biasa, yang tentu saja (mau tak mau) diteruskan ke konsumen akhir,” kata Sorokina kepada AFP.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR