Intisari-Online.com - Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina setelah Rusia mengerahkan puluhan ribu tentaranya di perbatasan dekat Ukraina memaksa Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan kepada Ukraina.
CNN melaporkan, pemerintahan Presiden Joe Biden diam-diam menyetujui tambahan $200 juta (setara Rp2,8 triliun) dalam bantuan keamanan ke Ukraina pada akhir Desember.
Paket bantuan keamanan senilai $200 juta tersebut termasuk peralatan militer seperti senjata ringan, amunisi, radio pengaman, dan peralatan medis, tambah laporan itu, mengutip empat orang yang mengetahui masalah tersebut.
Kongres diberitahu tentang keputusan Gedung Putih awal bulan ini, tetapi pejabat AS lainnya mengetahui masalah tersebut melalui saluran rahasia, kata laporan itu, melansir The EurAsian Times, Selasa (11/1/2022).
Bantuan keamanan baru akan membutuhkan waktu untuk dikirimkan ke Ukraina, tambah laporan itu.
Laporan itu mengatakan, mengutip dua asisten kongres, bahwa pemerintahan Biden ingin merahasiakan paket keamanan baru ini menjelang pembicaraan keamanan AS-Rusia yang berlangsung di Jenewa pada Senin pagi.
Sumber lain mengatakan kepada CNN bahwa tambahan $200 juta dalam bantuan keamanan ke Ukraina tidak cukup substansial untuk mencegah segala jenis dugaan eskalasi Rusia.
Namun, Ukraina telah menjelaskan bahwa pihaknya menginginkan lebih banyak bantuan keamanan yang berada di luar persenjataan pertahanan yang sudah disediakan AS.
Negara-negara Barat menuduh Rusia diduga mengerahkan ribuan tentara di dekat perbatasan Ukraina dalam persiapan untuk tindakan agresif.
Moskow telah berulang kali membantah tuduhan itu.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR