Advertorial

Menebar Teror dari China hingga Eropa, Inilah Suku Hun Penunggang Kuda Hebat yang Konon Sejak Kecil Dilatih Menahan Rasa Sakit dengan Cara Tak Lazim Ini

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Suku Bangsa Hun adalah pejuang nomaden yang meneror sebagian besar Eropa dan Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 dan ke-5 M.

Mereka merupakan penunggang kuda mengesankan yang terkenal karena pencapaian luar biasa militernya.

Saat mereka menjarah di setiap jalanan Eropa yang mereka lintasi, orang Hun memperoleh reputasi sebagai orang biadab yang kejam dan gigih.

Tidak ada yang tahu persis dari mana suku Hun berasal.

Beberapa ahli percaya bahwa mereka berasal dari pengembara orang Xiongnu yang memasuki catatan sejarah pada 318 SM.

Mereka meneror China selama Dinasti Qin dan selama Dinasti Han kemudian.

Tembok Raksasa China dilaporkan dibangun untuk berlindung dari Xiongnu yang perkasa.

Sejarawan lain percaya bahwa suku Hun berasal dari Kazakhstan, atau di tempat lain di Asia.

Baca Juga: Terkenal dengan Budaya dan Pakaian yang Unik, Suku Maasai Meyakini Bahwa Penguburan Berbahaya Bagi Tanah, Maka Ini yang Dilakukan Ketika Ada Orang Mati, Upacara Pemakaman Hanyalah untuk Kepala Suku

Baca Juga: Susah Payah Direbut Majapahit Hingga Harus Berperang denganBelanda dan Jepang, Warga Suku di Pulau Timur Indonesia Ini Malah Berakhir Memeluk Agama Islam

Sebelum abad ke-4, bangsa Hun melakukan perjalanan dalam kelompok-kelompok kecil yang dipimpin oleh kepala suku dan tidak memiliki raja atau pemimpin individu yang diketahui.

Mereka tiba di Eropa tenggara sekitar tahun 370 M dan menaklukkan satu demi satu wilayah selama lebih dari 70 tahun.

Hun dalam Hidup dan dalam Pertempuran

Suku Hun adalah ahli berkuda yang menghormati kuda dan terkadang tidur di atas kuda.

Mereka belajar menunggang kuda sejak usia tiga tahun dan, menurut legenda, wajah mereka dipotong pada usia muda dengan pedang untuk mengajari mereka menahan rasa sakit.

Sebagian besar tentara Hun berpakaian sederhana namun anggun, melengkapi kuda mereka dengan pelana dan sanggurdi yang dihias dengan emas, perak, dan batu mulia.

Mereka memelihara ternak tetapi bukan petani dan jarang menetap di satu daerah.

Mereka hidup dari tanah sebagai pemburu-pengumpul, makan di hewan liar dan mengumpulkan akar dan tumbuh-tumbuhan.

Baca Juga: Dipercaya sebagai Keturunan 'Ular,' Begini Kehidupan Anak-anak Suku Vadi di India yang Sudah Bisa 'Menaklukkan' Ular Berbisa Sedini Mungkin

Baca Juga: Suku Pedalaman Ini Gemar Menari dengan 'Menggigit' Ular Hidup di Mulut Mereka, Bagian Ritual dari Tradisi yang Unik

Hun mengambil pendekatan yang unik untuk berperang.

Mereka bergerak cepat di medan perang dan bertempur dalam keadaan kacau balau, yang membingungkan musuh mereka.

Mereka ahli memanah yang menggunakan busur tulang.

Anak panah mereka bisa mengenai orang yang berjarak 73 meter dan jarang meleset dari sasaran.

Berkat pengalaman mereka mengikat kuda dan ternak, orang Hun dengan terampil mengikat musuh mereka di medan perang, dengan brutal mencabik-cabik kuda mereka dan menyeret mereka menuju kematian.

Mereka juga menggunakan pendobrak untuk menerobos tembok pertahanan Romawi.

Tapi senjata utama Hun adalah rasa takut.

Konon orang tua Hun menempatkan pengikat di kepala anak-anak mereka, yang secara bertahap merusak tengkorak mereka dan membuat mereka terlihat mengancam.

Baca Juga: Bak ‘Wonder Woman’ Pahlawan Wanita dalam Film ‘Super Heroes’, Apakah Pejuang Wanita Suku Amazon yang Garang, Kuat, dan Berani itu Benar-benar Ada atau Hanya Mitos?

Baca Juga: Ilmuwan Menguak Misteri Hebatnya Suku Pedalaman Amazon Munduruku yang Meski Tak Sekolah Mampu Memahami Konsep Geometri

Orang Hun membunuh pria, wanita dan anak-anak dan menghancurkan hampir semua orang.

Mereka menjarah dan jarang membawa tawanan.

Namun, ketika mereka melakukannya, mereka memperbudak mereka.

Hun Mencapai Kekaisaran Romawi

Bangsa Hun muncul di panggung sejarah di Eropa selama akhir abad ke-4 M ketika, pada tahun 370 M, menyeberangi Sungai Volga dan menaklukkan Alans.

Dua tahun kemudian, mereka menyerang Ostrogoth, suku timur Jermanik Goth yang mengganggu Kekaisaran Romawi dengan sering menyerang wilayah mereka.

Pada 376, orang Hun telah menyerang Visigoth (suku barat Goth), dan memaksa mereka untuk mencari perlindungan di dalam Kekaisaran Romawi.

Pada 395 M, mereka mulai menyerang wilayah Romawi.

Beberapa orang Kristen Romawi percaya bahwa mereka adalah setan yang datang langsung dari neraka.

Baca Juga: Tradisi ‘Piring Bibir’ alias ‘Bibir Dower’, Standar Kecantikan Tersendiri bagi Para Wanita di Suku-suku Ethiopia, Dianggap Sebagai ‘Ritus Peralihan’, Lambang Kesuburan, Ataukah Menjelek-jelekkan?

(*)

Artikel Terkait