Ternyata Ini Dia Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno dari Prasasti Sampai Candi

May N

Editor

Candi Borobudur dan Prambaran Ternyata Memiliki Hubungan
Candi Borobudur dan Prambaran Ternyata Memiliki Hubungan

Intisari - Online.com -Kerajaan Mataram Kunoadalah kerajaan besar di Indonesia yang berdiri pada abad ke-8 sampai abad ke-11, tepatnya pada 732 - 1016 M.

Peninggalan kerajaan Mataram Kunosangatlah banyak dan menjadi bagian darisumber sejarah berdirinya kerajaanini.

Kerajaan yang juga bernamakerajaan Medangini dulunya dikuasai oleh tigadinasti:Sanjaya, Syailendra dan Isyana.

Sanjaya dan Syailendra berkuasa ada 732 - 929 M, sedangkan dinasti Isyana berkuasa pada 929 - 1016 M.

Kerajaan ini pertama kali diperkirakan berdiri di Bhumi Mataram, sebutan lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya.

Lokasi Mataram Kuno

Mataram Kuno memiliki dua periode berdasarkan lokasi atau ibu kota pemerintahannya.

Lokasi pertama di Jawa Tengah pada periode awal Kerajaan Medang di bawah Wangsa Sanjaya dan Syailendra.

Baca Juga:Namanya Hampir Tidak PernahTerdengar, Inilah SosokPanglima Angkatan Laut Majapahit yangBikinMajapahit Jadi Penguasa Lautan, Jasanya Sebanding dengan Gajah Mada!

Baca Juga:Disebut Kerajaan Besar yang Pernah Berdiri di Indonesia, Jejak Kebesaran Majapahit Justru Tak Terungkap Hingga Kini, 4 Hal dari Majapahit Ini Justru Masih Misterius, Apa Itu?

Kemudian lokasi kedua pindah ke Jawa Timur dan dikuasai oleh Wangsa Isyana.

Kerajaan Mataram Hindu dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok pada 929 M dan George Coedes dalamThe Indianized states of Southeast Asia(1968) ada beberapa kemungkinan penyebab perpindahan ini.

Pertama, faktor bencana alam yaitu peristiwa meletusnya Gunung Merapi.

Kedua, faktor politik yaitu terjadinya perebutan kekuasaan yang imbasnya adalah terancamnya kesatuan wilayah kerajaan Medang.

Faktor ketiga yaitu potensi ancaman dari kerajaan lain, termasuk serangan dari Kerajaan Sriwijaya.

Faktor keempat yaitu motif keagamaan dan ekonomi, termasuk tidak adanya pelabuhan yang membuat Kerajaan Mataram Kuno sulit menjalin kerja sama dengan kerajaan lain.

Sumber sejarah Mataram Kuno

Sumber sejarah kerajaan ini meliputi prasasti, candi, kitab Cerita Parahyangan (Sejarah Pasundan) dan berita dari China.

Baca Juga:Bukan Kerajaan Samudra Pasai atau Mataram Kuno, Tapi Inilah Kerajaan Islam Pertama di Nusantara, Kerajaan Kecil Ini Letaknya di Aceh

Baca Juga:Demi Wujudkan Nafsu Berkuasanya, Panembahan Senopati Rela Umpankan Putrinya SendiriHingga Hamil Untuk Jadi 'Senjata' Taklukan Ki Ageng Mangir

Prasastinya meliputi Prasasti Canggal yang ada di Candi Gunung Wukir, Dusun Canggal, desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.

Prasasti ini ditulis dengan bahasa Sansekerta dan huruf Palawa, tahun 732 M.

Isi prasasti adalah mengenai pernyataan diri Raja Sanjaya sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno.

Tertulis mengenai pendirian lingga atau simbol bagai Dewa Siwa di desa Kunjarakunja oleh Sanjaya.

Diceritakan juga jika yang menjadi raja awalnya adalah Sanna, lalu digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha, saudara perempuan Sanna.

Kunjarakunja dapat juga diartikan "tanah dari pertapaan Kunjara" yang dikenal sebagai tempat pertapaan Resi Agastya, maharesi Hindu yang dipuja di India selatan.

Epik Ramayana menceritakan jika Rama, Sinta, dan Laksmana mengunjungi pertapaan Agastya di gunung Kunjara.

Terjemahan bebas isi prasasti adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Termasuk Punya Bilik Gundik Perempuan di Kapal-kapal Mereka dan Pulau Emas Dihuni Ular Pemakan Manusia, Inilah Fakta-fakta Kerajaan Sriwijaya yang Tidak Diketahui Orang

Baca Juga: Mengaku Sebagai Dewa Hingga Suruh Para Brahmana Menyembahnya, Akhir Hidup Kertajaya Sungguh Misterius,Konon Dirinya 'Lenyap' Tak Tersisa Karena Hal Ini

Bait 1: Pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunungBait 2-6: Pujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa WisnuBait 7: Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk KunjarakunjadesaBait 8-9: Pulau Jawa yang dahulu diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung.Bait 10-11: Pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yang diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak perempuannya (Sannaha)Bait 12: Kesejahteraan, keamanan, dan ketentraman Negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri dan penyamun atau akan terjadinya kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang.

Prasasti selanjutnya adalah prasasti Kalasan yang dibuat tahun 778 M.

Prasasti ditemukan di Desa Kalasan, Sleman.

Prasasti ditulis dengan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta.

Huruf Pranagari adalah huruf dari India Utara.

Prasasti menyebutkan jika para guru raja Syailendra berhasil memperoleh persetujuan Maharaja Dyah Pancapana Panamkarana (Kariyana Panamkarana) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk para Sangha.

Sangha adalah komunitas kebiarawan dalam agama Buddha.

Sumber sejarah lainnya meliputi candi-candi yang dibangun kerajaan Mataram Kuno, yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Sewu, Candi Mendut, Cando Semar, hingga Candi Srikandi.

Candi-candi ini menjadi bukti bahwa era Kerajaan Mataram Kuno menghadirkan arsitektur dan karya seni yang luar biasa.

Baca Juga: Disebut Sebagai Literatur Kuno yang Mencatat Kebesaran Majapahit, Sebenarnya Apa Isi di Balik Kitab Legendaris Nagarakertagama?

Baca Juga: Berjaya Selama 7 Abad sebagai 'Kerajaan Internasioal' Runtuh Begitu Saja saat Kemunculan Majapahit, Begini Kekuatan Militer Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait