Jepang pun siap untuk mendirikan negara boneka Manchuria, dan mereka hanya membutuhkan boneka kekaisaran yang lentur.
Kawashima masuk karena dia mengenal baik Kaisar Qing Puyi yang digulingkan,jadilah wanita ini berperan membujuk sang kaisar menjadi penguasa boneka untuk Manchukuo.
Meskipun keterlibatannya diperdebatkan, Kawashima memainkan peran penting dalam Insiden Shanghai tahun 1932.
Menurut Ryukichi Tanaka, yang juga kekasih Kashima, dia dibayar 20.000 yen oleh Angkatan Darat Jepang untuk memperburuk ketegangan antara Jepang dan China di Shanghai.
Dia diduga memberikan setengah dari uang itu kepada Kawashima dengan instruksi untuk membayar orang-orang melakukan kerusuhan dan tawuran yang disertai kekerasan.
Kawashima kemudian mengambil alih komando pasukan 3.000-5.000 orang, yang ditugaskan untuk membantu menindas pasukan perlawanan Tiongkok di Manchukuo.
Dia berhasil dalam tugasnya dan Jepang mampu memadamkan pemberontakan dan mendapatkan tanah yang berharga.
Ketika kembali ke Tokyo, orang-orang menganggap Kawashima sebagai pahlawan, dan dia mulai menikmati ketenaran dan perhatiannya.
Dia sering melebih-lebihkan eksploitasinya, bahkan menganggap dirinya sebagai Joan of Arch Manchuria.
Seiring berjalannya waktu, popularitasnya menjadi gangguan bagi militer Jepang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR