Ia ikut serta dalam beberapa percobaan kudeta di Irak dan menempatkan keponakannya, Ahmed Hassan al-Bakr sebagai Presiden Irak pada 1968.
Presiden al-Bakr hanya dianggap sebagai boneka dari Saddam Hussein yang telah menduduki jabatan tertinggi di Partai Baath.
Sebelas tahun kemudian, Saddam mengambil alih kekuasaan setelah al-Bakr mengundurkan diri pada 1969.
Di bawah kepemimpinannya, Irak berubah menjadi negara yang disegani dan memiliki pasukan militer yang kuat.
Berbeda dengan sikap Mesir yang memilih jalan kompromi dengan Israel, Saddam secara tegas menentang pendudukan Israel.
Ia juga mengecam perjanjian Camp David yang dilakukan oleh Presiden Mesir, Anwar Sadad di tahun 1978.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR