Intisari-Online.com - Ketika antropolog Thomas Headland pertama kali bertemu dengan ular terpanjang di dunia, dia sedang dalam perjalanan ke kakus.
Dia tinggal di hutan hujan Filipina dengan sekelompok suku pemburu-pengumpul yang disebut Agta.
Saat menuju kakus di belakang gubuknya, dia menemukan seekor ular sanca batik yang sedang meringkuk di jalan setapak.
“Bulu di belakang leher saya berdiri dan saya berteriak minta tolong,” kenangnya sebagaimana dilansir National Geographic pada 2011 silam.
Mendengar teriakannya, enam sampai tujuh orang Agta melompat dari semak-semak di sekitarnya dan mulai tertawa.
Ular raksasa sering menyerang orang dalam cerita fantasi dan fiksi ilmiah, tetapi serangan semacam itu bukan hanya fiksi.
Melalui pergaulannya dengan orang Agta, Headland kemudian tahu telah menemukan bahwa seperempat dari semua populasi Agta telah diserang oleh ular piton.
Headland dan istrinya pertama kali tiba di Filipina pada tahun 1962, tiga minggu setelah mereka menikah di Minnesota, Amerika Serikat.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR