Bak Hidup Dalam Kutukan, Konon Penduduk di Kota Ini Hanya Bisa Hidup Hingga Usia 35 Tahun, Gara-Gara Hal Mengerikan Ini, Namun Mereka Ogah Meninggalkan Kampungnya Karena Hal Menggiurkan Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Dataran bersalju di La Riconanda, di Peru.
Ilustrasi - Dataran bersalju di La Riconanda, di Peru.

Intisari-online.com - Mungkin kotaini adalah wilayah terkutuk yang pernah ada di dunia ini

Konon penduduk di kota kecil ini hanya memiliki harapan hidup rendah hingga usia 35 tahun saja.

Menurut The Sun, La Rinconada, kota paling terpencil di dunia yang terletak di ketinggian lebih dari 4.800 meter di Andes (Peru), adalah rumah bagi 50.000 penduduk yang memiliki harapan hidup hanya 30-35.

Tinggal di tempat yang dikenal sebagai "surga setan", penduduk setempat sering menderita penyakit paru-paru dan pernapasan, mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan kehilangan ingatan, cacat, kelumpuhan dan akhirnya kematian.

Baca Juga: Media Vietnam Sampai Keheranan, Bak Mendapat Harta Karun Dadakan, Polah Orang Indonesia Ini Berburu Emas Ini Jadi Sorotan Sebut Hasilnya Tak Sepadan Efeknya

Pasalnya, mereka harus hidup dalam kondisi dingin dan tertutup sampah.

Airnya juga terkontaminasi merkuri beracun, yang digunakan untuk membersihkan emas yang ditambang dari tambang.

Orang-orang di La Rinconada mengatakan bahwa setelah bertahun-tahun menambang, sumber emas di "surga iblis" terebut meski telah habis.

"Semuanya tidak seperti dulu. Makanya banyak hal buruk terjadi," kata seorang warga setempat.

Baca Juga: Padahal Bukan Emas, Harta Karun Raja Sulaiman Konon Sangat Diinginkan Orang Yahudi, Rupanya Isinya Hal 'Sakral' Ini

Penggali emas ditembak mati di terowongan. Wanita muda dijual ke rumah bordil. Terjadi pertengkaran terus-menerus, adalah pemandangan biasa di kota ini.

Ketika aparat setempat dan polisi turun tangan untuk membatasi proses penambangan emas, mereka diancam dengan bahan peledak oleh para penggali emas ilegal.

Eva Chura, perempuan yang hidup dengan menggali emas, mengatakan, pria tidak lagi tertarik mencari emas karena sumber emasnya sudah habis.

"Mereka sering pergi ke bar untuk minum daripada pergi ke tambang emas," tambah Chura.

Penduduk setempat menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari batu, lalu mencucinya dengan air.

Banyaknya air cucian yang mengandung merkuri mengalir dari pegunungan ke daerah yang lebih rendah.

Awalnya anak sungai kecil, lama kelamaan membentuk sungai.

Baca Juga: Misteri Gesper Emas Tutankhamun, Gambarkan Raja Mesir Kuno Kampanye Militer ke Asia dan Berburu Binatang dengan Gunakan Kereta Ringan yang Ditarik ‘Kuda’ Hidup

"Air yang digunakan untuk pertambangan dibuang sembarangan dan mempengaruhi masyarakat di hilir. Sumber air masyarakat untuk pertanian dan peternakan terkontaminasi," kata Federico Chavarry, jaksa kriminal lingkungan di La Rinconada.

"Selain itu, air dengan logam berat dan merkuri juga mengalir langsung ke Danau Titicaca," tambahnya.

Titicaca, danau terbesar di Amerika Selatan, adalah sumber air domestik dan perikanan bagi orang-orang di daerah sekitarnya.

Seorang warga bernama Chura pun menceritakan kisahnya di kota iblis ini.

12 tahun yang lalu, Chura meninggalkan kampung halamannya di Chupa di wilayah Puno untuk pergi ke "surga iblis".

Chura memiliki 8 anak dan tinggal bersama 5 di antaranya di sebuah rumah darurat beratap seng. Anak tertua Chura adalah Natalie, 13 tahun.

Saat mencari emas, Chura masih harus menggendong anak bungsunya Alizon karena harus menyusui.

Baca Juga: Pasukannya yang Dikenal Brutal Menggunakan Logam Mulia untuk Perawatan Gigi, Begini Kisah Penemuan 7.000 Karung Emas Batangan yang Dijarah oleh Nazi selama Perang

Ibu dari 8 anak ini membutuhkan waktu 1 jam untuk pindah ke tempat pencarian emas wanita.

Ketika datang ke sini, para wanita harus melakukan beberapa formalitas untuk berdoa memohon keberuntungan.

"Terkadang Anda bisa menemukan emas, terkadang tidak. Saat ini, kemungkinan menemukan emas sangat kecil," kata Chura.

Laki-laki La Rinconada mengusir semua perempuan dari area penambangan emas ke area penambangan bawah tanah.

Para wanita harus membungkuk dan berputar-putar untuk menemukan kilau emas.

Apa pun yang bisa dijual, bahkan dalam keraguan, mereka bawa kembali. Kemudian mereka menjual apa yang mereka temukan kepada orang-orang di pasar gelap.

"Seminggu saya dapat emas 1-2 gram," kata ibu delapan anak ini.

Jumlah emas yang dikumpulkan setiap wanita sangat kecil, tetapi ribuan wanita hidup darinya. Menurut beberapa perkiraan, ada lebih dari 15.000 "penggali emas" di Peru.

Artikel Terkait