Intisari-Online.com - 4 Juni 1989 terjadi salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah China di Lapangan Tiananmen.
Saat itu, Partai Komunis China (PKC) pimpinan Deng Xiaoping mengumumkan status darurat militer di ibu kota Beijing.
Setidaknya 200.000 Tentara Pembebasan Rakyat China kemudian dikerahkan, untuk mengakhiri enam minggu demonstrasi nasional di mana satu juta pemuda China telah menduduki tempat terkenal itu.
Mereka melakukan mogok makan dan menyerukan diakhirinya korupsi negara, menuntut transparansi yang lebih besar, dan peningkatan kebebasan sipil.
Demonstrasi di Lapangan Tiananmen terbukti mempermalukan pemerintah China, jelang kunjungan Perdana Menteri Soviet Mikhail Gorbachev.
Khawatir akan sorotan media, diyakini mendorong Beijing tergesa “membersihkan” jalan-jalan.
Menurut History, anggota Pasukan Grup ke-27 China menembaki kerumunan dengan senapan otomatis, sementara penembak jitu menghujani peluru dari atap.
Personel lapis baja juga diluncurkan, banyak diantaranya melindas siswa pengunjuk rasa yang saat itu saling terkait membentuk rantai manusia.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR