Jiwa kemudian akan kembali dan bersatu kembali dengan tubuh setelah dikuburkan.
Namun, jiwa harus dapat menemukan dan mengenali tubuh agar dapat hidup selamanya.
Dengan kata lain, orang Mesir percaya bahwa orang yang hidup setelah kematian, tubuh harus diawetkan dengan cara tertentu dan cara terbaik yang mereka tahu adalah mumifikasi.
Setelah kematian, mayat orang-orang miskin dan biasa ditaruh di pasir gurun yang kering dan panas, yang mengawetkan mereka secara alami.
Orang Mesir kuno yang malang dimakamkan di lubang-lubang kecil di padang pasir.
Panas dan keringnya pasir membuat tubuh cepat kering, menciptakan 'mumi' yang hidup dan alami.
Mayat firaun dan bangsawan dimumikan untuk lebih menjamin pelestarian, karena orang Mesir percaya bahwa firaun menjadi dewa setelah kematian dan bahwa tubuh mereka melalui mumifikasi akan bertahan selamanya.
Proses mumifikasi dimulai dengan upacara yang dilakukan oleh empat pendeta, dengan salah satu pendeta berpakaian seperti dewa berkepala serigala, Anubis.
Salah satu pria pembalsem membuat sayatan di sisi kiri tubuh dan membuang banyak organ dalam.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR