Kemudian Tribhuwana Tunggadewi melahirkan seorang putera mahkota, yaitu Hayam Wuruk, yang kelak akan memerintah Majapahit.
Ratu Tribhuwana Tunggadewi,yang memiliki nama asli Dyah Gitarja, menjadi pemimpin ketiga Kerajaan Majapahit, yang bertakhta selama 33 tahun, mulai tahun 1328–1351.
Dengan didampingi suaminya Kertawardhana, Tribhuwana Tunggadewi memerintah Kerajaan Majapahit, hingga kemudian turun takhta dan digantikan oleh puteranya, Hayam Wuruk.
Saat pemerintahan Tribhuwana inilah Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih, yang kemudian muncullah Sumpah Palapa yang fenomenal untuk penaklukan Nusantara.
Ratu lain yang memerintah Kerajaan Majapahit adalah Stri Suhita, sebagai raja keenam, yang memerintah selama 20 tahun, yaitu pada tahun 1427-1447.
Suhita memerintah Majapahit dengan didampingi oleh suaminya, yaitu Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja.
Dalam Kitab Pararaton, disebutkan bahwa Suhita memerintah Majapahit berdampingan dengan Ratnapangkaja yang memiliki gelar Bhatara Parameswara.
Tahun 1433, Suhita membalaskan kematian Bhre Wirabhumi dengan menghukum mati Raden Gajah alias Bhra Narapati.
Nama Suhita juga muncul dalam kronik cina dari Kuil Sam Po Kong dengan nama Su-king-ta, yang adalah raja Majapahit yang mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin masyarakat China di Tubat dengan pangkat A-lu-ya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR