Intisari-Online.com - Siapa yang sih yang tidak tahu Paspampres?
Paspampres atau Pasukan Pengaman Presiden merupakan pasukan yang bertugas menjaga keamanan Presiden Republik Indonesia beserta keluarga.
Paspampres sendiri merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dibentuk pada 3 Januari 1949, tentu Paspampres sudah menjalani banyak misi untuk memastikan keamanan kemanapun presiden pergi.
Namun ada satu kisah menarik tentang Paspampres.
Kejadian itu terjadi pada 22 Oktober 1995.
Dilansir dari Grid.id pada Selasa (21/12/2021), Paspampres mengawal Presiden Soeharto ke New York, Amerika Serikat (AS).
Lalu Presiden Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite.
Pada saat itu, Presiden Soeharto datang untuk menghadiri acara PBB di sana.
Ini karena Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Sebagai Ketua OKI, maka kebijakannya sangat menentukan bagi anggota-anggotanya yang kebanyakan negara Timur Tengah.
Karena suatu alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Presiden Soeharto di hotel tempatnya menginap.
Untuk bertemu Presiden Soeharto, Rabin bersama empat pengawalnya yang berasal dari Mossad (Agen Intelijen Israel) datang untuk bertemu Soeharto.
Namun kedatangan mereka dicegat Paspampres.
Ada beberapa alasan pencegatan itu.
Pertama, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta dicap arogan.
Kedua, Presiden Soeharto sedang menerima kunjungan dari Presiden Sri Lanka di tempatnya menginap.
Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat Yitzak Rabin dan empat pengawalnya adalah mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah dicegat, Rabin pun menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Soeharto.
Akan tetapi ketika hendak memasuki lift, terjadi 'insiden kecil' yang menegangkan.
Rupanya para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres.
Alasannya karena mereka menaruh kecurigaan kepada Paspampres. Mereka takut Paspampres mencelakai Perdana Menteri Israel itu.
Tentu saja tuduhan itu salah sasaran.
Sebab sesuai dengan protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB, mereka adalah personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Akibatnya terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Rabin jebolan Mossad itu.
Bahkan dalam gerakan refleks yang sangat cepat, kedua pasukan sudah mengeluarkan senjatanya masing-masing.
Pengawal Rabin mengeluarkan senapan otomatis Uzi dan menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie.
Ia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.
Namun Sjafrie tidak kalah cepat. Dengan gesit, rupanya Sjafrie sudah menempelkan pistol Barretanya terlebih dahulu ke perut pengawal Rabin.
Melihat aksi kedua pasukan keamanan itu, Rabin pun cemas.
Apalagi anggota Paspampres sudah siap menembak Rabin dan pengawalnya.
Pada akhirnya, pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.
"Sorry I understand it," katanya.
Setelah keadaan menjadi tenang, semua pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Mereka pun mau tak mau harus mentaati protokol keamanan yang dibuat Paspampres.
Lima belas menit kemudin, PM Yitzak Rabin bisa bertemu Presiden Soeharto.
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR