Sama-sama Pasukan Elite yang Dapat Latihan Militer Keras, Ternyata Pengawal Khusus Kim Jong-Un dan Paspampres Punya Banyak Kemiripan, 'Jika Bertemu, Mereka Sudah Paham'

Mentari DP

Penulis

Apalagi pasukan elite yang bertugas mengawal Presiden semuanya telah mendapat latihan militer yang keras dan serba disiplin.

Intisari-Online.com - Namanya juga Presiden, pasti dia memiliki pengawal khusus yang menjaganya.

Misalnya Secret Service yang merupakan pengawal khusus Presiden Amerika Serikat (AS).

KehebatanSecret Service sudah terkenal seantero dunia.

Atau sikap pengawal khusus Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

Baca Juga: Pasukan Bentukannya Kini Menjelma Jadi Pasukan Militer Terkuat di Indonesia, Siapa Sangka Pendiri Kopassus Pernah Mengamprat Presiden Indonesia Ini

Pada saatbertemudengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In di Panmunjom April 2018 lalu,pengawal Kim Jong Un menjadi viral.

Saat itu,Kim Jong Un membawa 12 pengawal khusus.

Mereka adalah pengawal khusus yang sama ketika Kim bertemu Donald Trump di Singapuradalam rangkaKonferensi Tingkat Tinggi (KTT).

Uniknya, para pengawal Kim Jong Un terus berlari mengelilingi mobil yang ditumpangi sang diktator.

Sebuah strategi yang dianggap konyol.

Sebab pada dasarnya kendaraan Kim Jong Un sudah kebal peluru. Sehingga keberadaan para pengawal tersebut nyaris tak berguna jika ada serangan.

Baca Juga: Niat Mau Amankan Timor Leste Pasca Berpisah dari Indonesia, Pasukan Khusus Australia Mati Langkah Ketika Bertemu Pasukan Paskhas TNI AU, 'Posisi Senjata Sudah Ditodongkan dan Siap Tembak'

Walau begitu, para pengawal khusus itu jika diamati baik dari sisi postur, gerak-gerik, maupun baju serta celana yang dipakai sebenarnya mirip personel Paspampres RI.

Sebagai sesama orang Asia, tampang dan penampilan serta postur tubuh para pengawal khusus Kim Jong Un dan Paspampres memang tidak jauh berbeda.

Apalagi pasukan elite yang bertugas mengawal Presiden semuanya telah mendapat latihan militer yang keras dan serba disiplin.

Oleh karena itu, akibat latihan keras yang pernah dialami, umumnya para pengawal khusus seorang Presiden atau pemimpin negara memiliki postur dan penampilan sama.

Beberapa di antaranya:

-tinggi tegap diatas 170 cm,

- berbadan atletis,

- berambut cepak, berpakaian rapi dengan jas dan celana hitam,

- sepatu tactical hitam,

- mengenakan dasi,

- dilengkapi alat komunikasi khusus,

- selalu awas dan waspada,

- mengenakan pin khusus sebagai pengawal Presiden,dan

- cenderung tidak bicara dengan siapa pun.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, 2 Pesawat Bomber AS Sukses Nyelonong Masuk ke Laut China Selatan, Bikin China Mencak-mencakSampai Sebut Siap Perang Terbuka

Meski berpakaian rapi dan enak dipandang serta terkesan tidak bersenjata, dalam aturan internasional sebagai pengawal Presiden atau pemimpin negara (VVIP), mereka tetap diizinkan membawa senjata berupa pistol dan pisau khusus yang ditaruh di kaki.

Mereka juga diperkenankan membawa senapan taktis berukuran pendek yang ditaruh di bawah ketiak dan terlindungi oleh jas yang dikenakan.

Sesama pengawal Presiden, misalnya para pengawal khusus Kim Jong Un dan Paspampres RI jika bertemu dalam penugasan, mereka sudah paham ‘bahasa tubuh’ masing-masing.

Termasuk senjata dan alat komunikasi apa saja yang dibawa itu.

Tapi yang jelas membedakan antara para Paspampres RI dan para pengawal Kim Jong Un, adalah Paspampres tidak lagi berlari-lari komando di sekeliling mobil Presiden untuk melaksanakan pengawalan ketat kecuali sedang berada di tengah kerumunan masyarakat.

Sedangkan para pengawal Kim Jong Un tetap melakukan pengawalan ketat di sekeliling mobil yang ditumpangi Kim Jong Un.

Meskipun kondisi sekelilingnya steril dan minim ancaman.

Tapi rupanya, pengawalan melekat dan ‘fanatik’ itu justru menjadi ciri khas teknik pengawalan Kim Jong Un ala Perang Dingin yang menarik karena merupakan peristiwa langka.

(Agustinus Winardi)

Baca Juga: Jor-joran Gelontorkan Duit Triliunan Rupiah Demi Provokasi China, Nyatanya Belum Diapa-apakan Jet Tempur Taiwan Bisa Jatuh Sebelum Menyerang, Militer China: Jangan Sok!

Artikel Terkait