Intisari-Online.com - Pada 16 Desember lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan satu kasus positif Covid-19 warga Indonesia akibat penularan varian B.1.1.529 atau varian Omicron.
Kemudian, pemerintah kembali melaporkan dua pasien baru positif Covid-19 yang terpapar varian Omicron, pada Sabtu (18/12/2021).
Pasien pertama, menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet, rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Sementara pasien kedua dan ketiga, merupakan hasil pemeriksaan sampel dari lima kasus probable varian Omicron yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris.
"Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ujar dr Siti Nadia Tarmizi, juru bicara program vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dalam keterangan tertulisnya melalui laman Kemenkes RI.
Masyarakat Indonesia kini menjadi salah satu yang harus berjuang melawan varian baru Covid-19 yang satu ini, setelah varian Omicron dilaporkan telah ditemukan di banyak negara lain.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron telah diidentifikasi setidaknya di 89 negara, termasuk Indonesia.
Selain Indonesia, varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini juga ditemukan di negara Eropa seperti Italia, Inggris, dan Denmark.
Ketiga negara tersebut bahkan mencatatkan rekor kasus baru virus corona harian tertinggi sejak dimulainya pandemi.
Misalnya di Inggris terdapat 78.610 infeksi kasus harian pada 15 Desember 2021, di mana jumlah ini sekitar 10.000 lebih banyak dari kasus tertinggi sebelumnya yang dilaporkan pada Januari 2021 lalu.
Sementara negara tersebut telah mencatat lebih dari 10.000 kasus Omicron dengan setidaknya 10 orang dirawat di rumah sakit. Satu orang meninggal dunia setelah tertular varian Omicron.
Indonesia dan banyak negara lainnya tengah menghadapi varian Omicron, yang telah ditetapkan WHO sebagai Variant of Concern (VOC).
VOC diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.
Untuk mewaspadai varian Omicron, ketahui berbagai gejalanya.
Gejala Varian Omicron, Salah Satunya Bisa Diperhatikan di Malam Hari
Meski terlihat mirip, gejala varian Omicron tampaknya sedikit berbeda dengan varian lainnya.
Melansir Good to Know, Jumat (17/12/2021) dokter sekaligus Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee menjelaskan sejauh ini pasien yang terpapar varian Omicron mengeluhkan sakit kepala, nyeri di seluruh tubuh, dan kelelahan yang parah.
Dia juga mencatat gejala Omicron berbeda dari gejala Covid akibat varian sebelumnya, yakni sakit tenggorokan ringan, gatal di tenggorokan, tidak batuk, dan tidak kehilangan penciuman atau anosmia.
“Sejujurnya terasa seperti pilek ringan selama sekitar satu hari. Saya mengalami kelelahan ringan, pilek dan sakit tenggorokan. Dan sehari setelahnya gejala itu hilang," ujar pasien yang terpapar Omicron bernama Peter McGinn.
Sementara itu, melansir mirror.co.uk (19/12/2021), para ilmuwan kini juga mendesak orang-orang untuk mencari gejala baru yang khas terkait dengan varian Omicron yang muncul saat Anda tidur.
Dr Amir Khan mengatakan bahwa dokter dari Afrika Selatan -negara di mana varian pertama kali terdeteksi- telah menemukan bahwa pasien dengan Omicron menderita keringat malam saat mereka tidur.
"Gejala yang muncul dari Afrika Selatan oleh para dokter yang merawat pasien dengan Omicron menunjukkan lima gejala baru ini.
"Tenggorokan gatal, nyeri otot ringan, kelelahan ekstrem, batuk kering, dan keringat malam. Keringat malam yang membasahi di mana Anda mungkin harus bangun dan mengganti pakaian.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
"Dan ini penting. Penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ini, karena jika kita ingin melacak Omicron di sini dan di seluruh dunia, kita harus dapat menguji orang-orang dengan gejala-gejala ini," katanya.
Dr Khan menambahkan bahwa gejalanya lebih ringan di antara mereka yang telah divaksinasi.
Gejala-gejala varian Omicron tersebut harus diwaspadai, selain juga gejala utama virus corona seperti suhu tinggi, batuk terus menerus, serta kehilangan atau perubahan indra penciuman atau pengecap.
Tentunya, untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang terkena Covid-19 varian Omicron, maka cara terbaik adalah dengan melakukan tes ke fasilitas kesehatan.
(*)