Lewat Webinar Toyota Eco Youth 12, Siswa Makin Sadar Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Mencegah Perubahan Iklim

Ade S

Editor

Webinar Toyota Eco Youth 12
Webinar Toyota Eco Youth 12

Intisari-Online.com -Dengan melibatkan siswa dari 50 sekolah se-Indonesia, webinar Toyota Eco Youth 12 dihelat pada Jumat (17/12/2021).

Melalui acara tersebut, para siswa diberikan pemahaman tentang peran anak muda dalam mengatasi perubahan iklim.

Program yang merupakan kerja sama antara National Geographic Indonesia dan Toyota Indonesia ini mengambil tema"Netralitas Karbon & Peran Anak Muda Indonesia".

Toyota Eco Youth 12 sendiri merupakan kompetisi tahunan yang tujuannya adalah mendorong anak muda Indonesia berinovasi dan menciptakan ide terbaiknya demi menciptakan lingkungan Bumi yang lebih baik.

Baca Juga: Kombinasi Perubahan Iklim dan Perang Saudara Inilah yang Sebabkan Kemunduran dan Kejatuhan Mesir Kuno, Peradaban Kuno yang Kuat dan Dinamis, Termasuk Masuknya Agama Baru

Acara yang diikuti oleh ratusan peserta itu dibuka oleh Bob Azam selaku Director Administration, Corporate & External Affairs, Technical Goverment Affairs Toyota.

Dalam sambutannya, Bob Azam menyampaikan, pihak Toyota menyatakan pentingnya kesadaran masyarakat Indonesia khususnya generasi muda terhadap emisi karbon.

Dia juga berharap kepada anak muda, yang populasinya di Indonesia mayoritas, sekitar 54 persen, bisa menjadi agent of change dan dapat menjadi pemimpin dalam menuju karbon netral.

Netralitas karbon merupakan hal yang ingin dicapai oleh negara Indonesia dan negara lain untuk membatasi pemanasan global.

Baca Juga: Polusi Makin Menggila Sebabkan Perubahan Iklim Secara Ekstrem, Terkuak Inilah Negara yang Disebut Bisa Lenyap dari Muka Bumi Disapu Tsunami Akibat Perubahan Iklim

Hal yang sama juga disampaikan oleh Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M. M., selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

Dia bilang, peran anak muda begitu penting terutama di media sosial untuk mengajak orang-orang dalam upaya netralitas karbon.

Hadir sebagai narasumber di webinar Toyota Eco Youth 12 adalah sebagai berikut:

  • Dr. Ir. Mahawan Karuniasa, MM selaku Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia
  • Susy Herawati, S.E., M.Sc selaku Kepala Bidang Ekspos Generasi Lingkungan
  • Monica Khonado, Miss Earth Indonesia 2020
  • Andien Aisyah, penyanyi Indonesia dan Pegiat Gaya Hidup Ramah Lingkungan.
Baca Juga: Sok-sokan Nasehati Negara Maju untuk Perangi Perubahan Iklim, Xi Jinping 'Lupa' China Penyumbang Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tapi Tak Lakukan Upaya Apapun untuk Menguranginya

Seperti disebut di awal, webinar Toyota Eco Youth 12 diikuti oleh siswa dan perwakilan dari 50 sekolah di seluruh wilayah Indonesia.

Mahandis Yoanata Thramrin selaku Managing Editor Natgeo Indonesia menjadi moderator webinar dan mengarahkan jalannya diskusi soal netralitas karbon.

Mahawan Karuniasa menyampaikan bahwa emisi tahun 2020 menurun karena adanya pandemi.

Menurutnya, diperkirakan akan kembali meningkat, sehingga pemerintah Indonesia merancangkan emisi bersih pada tahun 2050.

Baca Juga: Menggebu Ingin Industri Batubara Meroket Bersamaan dengan Komitmen Menghentikan Perubahan Iklim, Jokowi Dinilai Banyak Pakar Ingin Menggapai Target Tak Masuk Akal

Emisi karbon tentu saja memberi dampak pada perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut meningkat, suhu menghangat, dan cuaca nggak menentu.

Hal itu sudah terjadi belakangan ini. Disebutkan karbon bumi semakin meningkat karena adanya kegiatan manusia.

Adapun beberapa negara penghasil emisi karbon terbesar yaitu Amerika, Rusia, Jepang, Tiongkok, dan Uni Eropa.

Untungnya Indonesia nggak masuk dalam daftar penghasil emisi karbon terbesar.

Baca Juga: Parah! Berdiri di Belakang China, Indonesia Ternyata Masuk 5 Negara Terbesar Penghasil Polusi Dunia, Ini Dampaknya Bagi Dunia

Akan tetapi, perlu diketahui kalo sumber emisi Indonesia berasal dari bahan bakar fosil.

Untuk itu, pemerintah Indonesia berupaya menuju NET Zero dengan target tahun 2060 atau lebih cepat.

NET Zero merupakan keseimbangan antara pemakaian dan pelepasan karbon di Bumi.

Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya emisi karbon karena Ecological Foottprint, Monica Khonado menyampaikan pendapatnya untuk diet fashion atau mengurangi penggunaan bahan-bahan penghasil karbon.

Baca Juga: Pohon Buah Ini Tumbuh Subur di Indonesia, Siapa Sangka Malah Buah Ini yang Akan Jadi Sumber Ketahanan Pangan Global!

Andien Aisyah juga setuju dengan ide tersebut.

Lebih dari itu, dia mengusulkan supaya kita lebih rajin menggunakan barang-barang yang sudah ada karena itu lebih baik daripada membeli baru.

Semoga Bumi yang kita diami ini tetap lestari!

Baca Juga: Bakal Jadi Simbol Paripurna Kekayaan Orang-orang Terkaya Sejagat, Superyacht Ini Bikin Nuklir yang Menakutkan Menjelma Jadi Calon Penyelamat Bumi, Kok Bisa?

Artikel Terkait