Intisari-online.com - Pada awal Covid-19 merebak ke seluruh dunia, Raja Thailand Rama X alias Vajiralongkorn mendapat sorotan tajam.
Dirinya melarikan diri bersama selir-selirnya untuk tinggal di hotel mewah di Jerman, seolah menghindari kondisi negarnya yang tengah kolaps akibat Covid-19.
Pada saat yang sama terkuak sebuah tabir memilukan, putra sang raja yang hindup kesepian diasingkan oleh ayahnya sendiri.
Surat kabat Bild mengatakan, pada saat itu, pangeran Dipangkorn Rasmijoti (15) tinggal di sebuah villa, dengan kolam renang, dan pemandangan danau, serta dua lusin pelayan.
Sementara ayahnya Raja Maha Vajiralongkorn, (67) mengasingkan diri di hotel bintang empat di Alpine, Jerman ditemaki 20 haremnya, berpangkat militer.
"Budak Nafsunya" berkumpul sebagai unit militer, setara dengan pasukan elit SAS Inggris, demikian yang dikatakan media Inggris Daily Mail.
Perbedaan kondisi ini telah menyoroti kondisi pangeran yang memang hidupnya jauh dari kesan mewah, dan minim kasih sayang orang tua.
Pangeran lahir pada 29 April 2005, sebagai Dipangkorn Rasmijoti Sirivibulyarajakumar di Bangkok.
Ibunya, Putri Srirasmi, (48), adalah istri ketiga raja Thailand, dan dilaporkan diusir dari pengadilan setelah mereka bercerai pada 2014.
Dia menerima pembayaran pesangon sebesar 4,57 juta pounsterling, (Rp86 miliar), tetapi harus melepaskan hak asuh putranya.
Menurut Bild, pangeran tersebut tidak memiliki kontak dengan ibunya sejak saat itu.
Pada saat di Jerman, ayahnya, raja Thailand Maha Vajiralongkorn (67), juga dikenal sebagai Rama X, dilaporkan tinggal 40 mil jauhnya dari putranya.
Dia diduga tinggal di Grand Hotel Sonnenbichl di Garmisch-Partenkirchen, sebuah resor ski di negara bagian Bavaria, Jerman selatan.
Tempat dia mengasingkan diri selama pandemi virus corona dan diduga menikmati 'pesta pora dengan 20 selirnya.
Vajiralongkorn dan rombongannya dilaporkan telah memesan seluruh lantai empat yang mencakup 'ruang kesenangan' dan dihiasi dengan 'harta karun dan barang antik' dari Thailand.
Seorang mantan pegawai istana, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada Bild, "Dipangkorn autis. Itu pasti alasan mengapa dia datang ke Jerman."
"Maha Vajiralongkorn malu dengan gangguan perkembangan putranya. Di Thailand ia juga disebut Mara, setara dengan Setan dalam agama Buddha," katanya.
Sebagai satu-satunya putra sah Raja dan pewaris takhta, Dipangkorn telah dihapus dari mata publik dan berada dalam 'program pembangunan', menurut publikasi Jerman.
Rama X dikabarkan telah tinggal di Jerman sejak 2007.
Sementara, Dipangkorn telah menghadiri Sekolah Waldorf di Wolfratshausen sejak 2011.
Dia dikatakan berbicara bahasa Jerman, dengan aksen Bavaria, lebih baik daripada bahasa Thailand.
Wartawan hak asasi manusia Andrew MacGregor Marshall, 49, mengatakan kepada Bild, "Setelah kematian raja, Dipangkorn mungkin akan menjadi Rama XI. Tapi Sirindhorn, saudara perempuan raja, atau putrinya Bajrakitiyabha akan memerintah."
Sampai saat itu, pangeran kecil dilaporkan terus tinggal di Feldafing, lingkungan Bavaria yang makmur yang menghadap ke Danau Starnberg.