Intisari-Online.com - Viral di media sosial Twitter, video detik-detik Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG), Minggu (12/12/2021).
Dalam video yang diunggah akun @merapi_uncover, tampak gunung yang berada di perbatasan Magelang dan Yogyakarta ini dipenuhi kepulan awan panas besar.
Terkait peristiwa dalam video viral tersebut, telah dibenarkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG mengatakan, awan panas guguran Gunung Merapi tercatat pada pukul 10.18 WIB dengan amplitudo 27 milimeter dan durasi 158 detik.
"Jarak luncurnya 2.000 meter ke arah barat daya, arah angin ke timur," kata Hanik saat dikonfirmasi Kompas.com Minggu (12/12/2021).
Hanik menjelaskan, potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas saat ini pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro.
Selain itu, potensi bahaya juga terdapat pada jarak 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila terjadi erupsi eksplosif, Hanik menyebut lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG pun meminta agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
Gunung Merapi sendiri merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia bahkan dunia.
Warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi telah banyak menghadapi letusan gunung ini.
Pada Maret 2020, gunung ini mengalami erupsi hingga 47 desa di delapan kecamatan di kabupaten Magelang diguyur hujan abu, sedangkan pada Januari lalu aktivitas Merapi meningkat.
Mengenai warga di lereng gunung Merapi, rupanya mereka memiliki sistem kepercayaan terhadap gunung yang begitu paripurna.
Bagi mereka, keberadaan Merapi bukan hanya gejala panjang geologis, tetapi juga karena proses alam yang adikrodati.
Mereka percaya bahwa di sana ada kehidupan, karena ada yang menggerakkan.
Warga lereng gunung Merapi percaya, bahwa Eyang Merapi -begitu mereka menyebutnya-, telah menugaskan makhluk halus yang disebar di berbagai arah guna menjaga keselarasan alam.
Mereka punya nama, tugas dan bahkan tanggung jawab berat, yaitu menjaga kelangsungan alam.
Berikut ini 9 tokoh lelembut penghuni Merapi yang dipercaya ada, bahkan beberapa di antaranya sering dipuja-puji dalam upacara labuhan Keraton Yogyakarta.
1. Eyang Rama dan Eyang Permadi.
Ini adalah dua makhluk halus kakak-beradik yang dipercaya sebagai danyang gunung –tokoh utama seluruh lelembut penghuni Merapi.
Mereka dipercaya memegang pucuk pimpinan, penguasa gunung yang juga masyur dengan sebutan Eyang Merapi.
2. Nyai Gadung Melati
Ini dipercaya sebagai pimpinan dedemit wanita berseragam warna gadung melati atau hijau daun.
Konon tugasnya memelihara kesuburan dan kehijauan segala tanaman gunung.
3. Kartadimejo
Berperan sebagai komandan pasukan makhluk halus sekaligus penjaga ternak dan satwa gunung, tokoh ini cukup dikenal akrab penduduk.
Di samping sebagai gembala, dialah yang mendatangi penduduk untuk memberi tahu kapan tepatnya Merapi meledak.
4. Kiai Petruk
Namanya seperti tokoh wayang. Tapi setan satu ini kelewat masyhur dan jadi tokoh dambaan penduduk di saat-saat kritis Merapi.
Di pundak Kiai Petruk inilah keselamatan penduduk lereng gunung bergantung.
Lewat mimpi dia sering berdialog dengan penduduk – menjelaskan cara-cara bagaimana menyelamatkan diri menghindari banjir lahar dan hujan abu.
5. Eyang Antaboga
Pimpinan makhluk halus di dasar gunung mengemban tugas paling berat, yaitu menjaga keseimbangan gunung agar tak melorot dan tenggelam ke bumi.
6. Eyang Megantara
Pimpinan setan di pucuk gunung, bertugas menjaga keseimbnagan cuaca.
Konon, dedemit ini berkendaraan kuda terbang melayang di atas gunung dan sesekali memperlihatkan diri kepada penduduk.
Itu sebabnya perlengkapan sesaji labuhan Keraton Yogya, kadang perlu mempersembahkan pakaian kuda yang terkenal disebut Kiai Cekatak.
7. Kiai Wola-Wali
Dedemit penjaga teras keraton Merapi.
8. Kiai Sapuangin
Pimpinan roh halus khusus mengatur arah dan lambat cepatnya deru angin gunung.
9. Eyang Sapujagad
Dia adalah pemuka makhluk halus penunggu kawah Merapi sekaligus kunci penentu meletus tidaknya gunung.
Maka, demi keselamatan raja dan ketenteraman rakyat Mataram, setiap tahun Keraton Yogyakarta mengadakan ritual labuhan yang ditujukan kepada Eyang Sapujagad berikut bawahannya seperti Kiai Kucing Wesi, Branjang Kawat dan lain-lain.
Itulah sembilan tokoh makhluk halus penghuni Merapi menurut keyakinan penduduk lereng Gunung ini.
(*)