Intisari-online.com -Hingga saat ini, pemerintah masih terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 agar persebaran vaksinasi merata.
Dilansir dari siaran pers di laman resmi covid19.go.id, Kamis (9/12/2021), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, "Pemerataan vaksinasi penting agar Indonesia bisa terlindungi dari ancaman Covid-19 yang masih ada hingga saat ini."
Selain itu, Nadia menyebut, pemerataan vaksinasi sangat penting untuk memperkuat perlindungan Indonesia terhadap pandemi Covid-19.
"Saat ini, pemerintah coba meningkatkan vaksinasi untuk wilayah terluar dan terpencil, yang memiliki tantangan tersendiri untuk menjangkaunya," ujarnya.
Nadia pun menegaskan, keamanan stok vaksin di Indonesia harus dilakukan dengan benar agar distribusi bisa dilakukan secara cepat.
Hingga 7 Desember 2021, sudah lebih dari 100 juta orang yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis kedua atau lengkap.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati mengatakan, sebanyak 100.033.810 orang sudah menerima vaksinasi lengkap hingga Selasa (7/12/2021).
Kemenkes menargetkan vaksinasi lengkap untuk 208,2 juta warga akan tercapai sekitar Maret atau April tahun depan.
Sampai target itu tercapai, tentu ada kalangan masyarakat yang belum divaksin, baik itu karena belum mendapat giliran atau pun bagi orang yang tidak bisa divaksin karena kondisi kesehatan tertentu.
Jika Anda merupakan salah satu orang yang belum memperoleh vaksin, Anda mungkin bisa mengurangi kekhawatiran dengan hal berikut ini.
Seorang ilmuwan telahmenemukan bahwaminuman sejuta umat ini bisa mengurangi risiko Covid-19 hingga 10 %.
Minuman yang dimaksud tersebut ternyata adalah kopi.
Minum satu atau lebih dari satu cangkir kopi per hari bisa mengurangi risiko Covid-19 dibanding mereka yang tidak pernah minum kopi.
Selain itu, mengkonsumsi setidaknya 0,67 porsi sayuran per hari (dimasak atau mentah, tidak termasuk kentang) juga dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi Covid-19.
Temuan itudijelaskan dalam artikel tentang nutrisi dan perlindungan Covid-19 yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal American Nutrients.
Para penulis percaya ini adalah studi pertama yang menggunakan data populasi untuk meneliti peranmakanan tertentu dalam mencegah Covid-19.
"Nutrisi seseorang mempengaruhi kekebalan," kata penulis senior Marilyn Cornelis, seorang profesor kedokteran pencegahan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, di Chicago, AS.
"Dan sistem kekebalan memainkan peran penting dalam kerentanan dan respons individu terhadap penyakit menular, termasuk Covid-19," katanya.
Penelitian menunjukkan bahwa menyusui juga dapat memberikan efek perlindungan, begitu jugamengurangi makan daging olahan.
Menyusui pada usia dini mengurangi risiko sebesar 10% dibandingkan dengan tidak disusui.
Profesor Cornelis menambahkan, "Selain mengikuti pedoman yang saat ini berlaku untuk memperlambat penyebaran virus, kami mendukung cara lain yang relatif sederhana agar individu dapat mengurangi peluang risiko penyakit, yaitu melalui diet dan nutrisi".
Thanh-Huyen Vu, penulis pertama penelitian dan profesor kedokteran penelitian di Universitas Northwestern, saat ini memimpin analisis untuk menentukan apakah perilaku diet ini khusus untuk Covid-19 atau infeksi pernapasan yang lebih luas.
Sebagian besar penelitian nutrisi Thanh Huyen Vu menggunakan genetika dan dengan semua peserta Biobank Inggris.
Dia berharap dapat menggunakan informasi ini untuk lebih memahami bagaimanamakanan dan nutrisi membantu melindungi dari penyakit.
Studi ini didukung oleh hibah K01AG053477 dari National Institute on Aging dari US National Institutes of Health.