Intisari-Online.com - Kemunculan varian baru virus corona Omicron langsung membuat panik seluruh dunia.
Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sudah memperingatkanvarian baru virus corona Omicron sebagai varian yang berbahaya.
Meski para ilmuwan masih menyelidikinya lebih jauh.
Namun kini Anda boleh bernapas lega.
Sebab adaalasan untuk percaya bahwa vaksin Covid-19 masih efektif dalam mengurangi kasus yang parah terkait varian Omicron.
Hal itu disampaikan olehUgur Sahin, CEO dan salah satu pendiri BioNTech.
Diketahui BioNTech merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi Pfizer untuk memproduksi vaksin Covid-19.
Dr. Sahin mengatakan virus memiliki kemampuan untuk menghindari antibodi yang dihasilkan oleh vaksin.
Tetapi masih dapat diserang oleh sistem kekebalan tubuh yang sudah divaksin, menurut Wall Street Journal (WSJ).
“Pesan saya adalah: Jangan khawatir, rencananya tetap sama."
"Percepat penyuntikan vaksin booster,” kata Dr Sahin seperti dilansir dari24h.com.vn pada Rabu (1/12/2021).
Saat ini, para ilmuwan masih mengevaluasi efektivitas vaksin terhadap varian Omicron, serta proporsi orang yang divaksinasi yang terinfeksi varian ini.
Sebab ada laporan bahwa pasien yang sudah divaksin hanya menunjukkan gejala ringan.
Dr Sahin mengatakan vaksin, yang dibuat olehnya dan rekan-rekannya pada Januari 2020, dan kemudian dikembangkan bekerja sama dengan Pfizer, telah terbukti melindungi dan mencegah penyakit parah dengan berbagai varian virus SARS-CoV-2.
"Keyakinan kami didasarkan pada sains, bahwa virus dapat menghindari antibodi."
"Tetapi bukan sel T, yang berfungsi sebagai garis pertahanan kedua," kata Dr Sahin.
"Sangat sulit bagi virus untuk menghindari sel-T."
Itu berarti orang yang divaksinasi masih dapat tertular varian Omicron, tetapi terlindungi dari risiko penyakit serius.
Dr Sahin membuat pernyataan setelah CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan vaksin Covid-19 yang ada telah mengurangi perlindungan terhadap varian Omicron.
Banyak ahli menyatakan setuju dengan pernyataan Dr. Sahin.
Profesor Luke O'Neill, ahli imunologi dan ketua departemen biokimia di Trinity College di Irlandia mengatakan pandanganyang sama dengan Dr Sahin.
Dia menjelaskannya didasarkan pada imunologi.
“Sel T bisa menjadi garis pertahanan yang kuat, membantu mencegah gejala parah," ungkapProfesor O'Neill.
Baru-baru ini, Dr Sahin menyambut baik keputusan pemerintah Inggris, untuk menyetujuivaksin booster untuk semua orang dewasa.
Jaraknya sekitar 3 bulan dari dosis kedua.
Tidak jelas apakah orang orang di seluruh dunia memerlukan vaksin booster Covid-19.
Tapi tidak ada salahnya jika memang ada kelebihan vaksin booster, tutup Dr. Sahin.