Intisari - Online.com -Erupsi gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021) dengan diawali kejadian laharan pukul 13.30 WIB.
Seperti dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Ekologi (PVMBG) Andiani, disebutkan guguran awan panas mengarah ke daerah Besuk Kobokan.
"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 4 Desember 2021 pukul 13:30 WIB, diawali dengan kejadian laharan. Tercatat di seismogram Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung," kata Andiani dikutip dari Kompas.com.
Pihak PVMBG saat ini terus memantau situasi di lapangan, dan juga dalam proses pengecekan jarak luncur awan panas.
Ada fakta menarik yang harus Anda ketahui mengenai gunung Semeru.
Kitab Tantu Pagelaran peninggalan Kerajaan Majapahit menyebutkan jika Batara Guru memerintahkan Dewa Wisnu untuk mengisi pulau Jawa dengan manusia.
Namun karena Pulau Jawa dikisahkan masih mengambang di lautan luas, Jawa terombang-ambing dan terus berguncang.
Para dewa kemudian memutuskan memaku Pulau Jawa dengan gunung sebagai pakunya.
Konon, gunung yang dipilih adalah Gunung Mahameru di India, yang kemudian dipindahkan ke atas Pulau Jawa.
Awalnya gunung tersebut diletakkan di bagian barat, tapi hal tersebut membuat bagian timur pulau Jawa terangkat, kemudian gunung dipindahkan ke bagian timur.
Sayangnya ketika dibawa ke arah timur, serpihan gunung tercecer, mengakibatkan terjadinya jajaran pegunungan di pulau Jawa memanjang dari barat ke timur.
Meski begitu walaupun sudah dipindahkan ke timur, pulau Jawa tetap miring.
Para dewa pun memutuskan memotong sebagian gunung kemudian menempatkannya di bagian barat laut.
Bagian utama gunung Mahameru yang konon menjadi tempat bersemayamnya Dewa Shiwa, kini lebih dikenal sebagai gunung Semeru.
Kini, Semeru menjadi tujuan pendakian para pendaki lebih-lebih ketika musim liburan tiba.
Gunung ini terletak di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Para pendaki menyukai gunung Semeru karena bentuknya yang kerucut dan panorama yang indah.
Ternyata, gunung ini juga sakral bagi umat Hindu.
Umat Hindu percaya, Semeru adalah tempat bersemayam para dewa.
Tidak heran, umat Hindu menempatkan gunung di wilayahnya sebagai tempat suci, contohnya Gunung Agung yang menjadi tempat suci bagi umat Hindu di Bali.
Legenda umat Hindu mengatakan Dewa Wishnu membawa gunung Semeru dengan menjelma menjadi kura-kura raksasa, dan Dewa Brahma menjadi ular raksasa yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung dapat diangkut dengan aman.
Sayangnya ketika Semeru sudah menancap di sisi timur, Pulau Jawa masih terombang-ambing, sehingga puncak Semeru dipotong lagi dan diletakkan di sisi barat, yang menjadi Gunung Penanggungan.
Terdapat sebuah prasasti di Ranu Kumbolo yang kerap tersampir kain putih dan kuning dilengkapi sesajian di depannya.
Aksara yang terpahat di atasnya bertuliskan ‘ing deva ‘pu Kameswara tirthayatra’, yang kira-kira berarti ziarah suci Mpu Kameswara mencari air (tirthayatra).
Juga terdapat arca bernama Arcapada/Arcopodo yang kini tidak terlihat dari jalur pendakian menuju puncak.
Arcapada masih ada meskipun bentuknya tidak utuh lagi, menurut ekspedisi Cincin Api yang dilakoni Kompas pada tahun 2011, letaknya cukup sulit dan jauh dari jangkauan jalur pendakian.
Mahameru tanah tertinggi di pulau Jawa
Mahameru, puncak gunung Semeru, memiliki ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya memiliki predikat puncak tertinggi di pulau Jawa.
Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia, menyusul Gunung Kerinci (3805 mdpl) dan Rinjani (3726 mdpl).
Pendakian Gunung Semeru dari basecampt Ranu Pane terbilang ramah bagi pendaki sampai pos Kalimati, karena medannya tidak begitu terjal walaupun jarak yang ditempuh mencapai 18 kilometer.
Meski begitu pendakian menuju Mahameru terbilang ilegal karena tidak direkomendasikan oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Hal ini karena status Waspada Semeru yang sewaktu-waktu bisa melontarkan lava pijar ke arah puncak.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini