Kejayaannya di Nusantara Berakhir Seiring Runtuhnya Majapahit, Inilah Perbedaan Agama Buddha dan Hindu yang Sama-sama Berasal dari India

May N

Penulis

Intisari - Online.com -Ajaran Hindu-Buddha di Nusantara mengalami perkembangan pesat ketika masuk di masyarakat.

Hindu-Buddha menghapus kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut masyarakat Nusantara di abad ke-3.

Penyebaran agama ini tidak lepas dari berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di berbagai wilayah di Nusantara.

Kerajaan-kerajaan itu berpengaruh pada kehidupan masyarakat di berbagai bidang.

Baca Juga: DalamTubuhnyaMengalir Darah Raja-raja Majapahit, Siapa Sangka Raden Patah Malah Mendirikan Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa, Pemberontakan Ini Jadi Bukti Sejarahnya

Contohnya adalah kerajaan Kutai.

Kerajaan Kutai yang berada di daerah Kutai Kalimantan Timur merupakan kerajaan Hindu tertua di Nusantara.

Pengaruh datangnya kebudayaan India terutama kebudayaan Hindu menyebabkan Kutai yang semula merupakan kelompok masyarakat berbentuk suku berubah sistem pemerintahannya.

Kepala pemerintahannya yang semula seorang kepala suku berubah menjadi raja.

Baca Juga: Disebut Jadi Kunci Utama Bali Tetap Beragama Hindu, Inilah Kerajaan Gelgel, Pembendung Ambisi Mataram Islam yang Memanfaatkan 'Celah Momen' Keruntuhan Majapahit

Kerajaan Kutai yang letaknya di sekitar aliran Sungai Mahakam diperkiraan berdiri pada abad ke-5 masehi.

Letaknya yang berada di jalur perdagangan India (barat) dan China (timur) banyak pengaruh dari luar yang masuk.

Selain kerajaan Kutai, kerajaan Majapahit juga berpengaruh dalam perkembangan Hindu Buddha di Indonesia.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara.

Baca Juga: Dipercaya Sebagai ‘Paku Bumi’ Pulau Jawa Agar Tidak Terombang-ambing di Lautan Luas, Punya Makna Sakral bagi Umat Hindu, Inilah Fakta Gunung Semeru yang Termaktub dalam Kitab Peninggalan Majapahit

Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan terbesar sejarah Indonesia.

Kekuasaan Kerajaan Majapahit terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan.

Kerajaan Majapahit berdiri pada 1293. Di mana pada waktu itu dinobatkan Raden Wijaya sebagai raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Raden Wijaya menikahi keempat putri Kertanegara yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnaparamita, dan Gayatri.

Baca Juga: Sohor Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha, Majapahit Nyatanya Pernah Minta Bantuan Salah Satu Wali Songo Ini untuk 'Dakwahi' para Adipatinya, Bahkan Diberi Lahan untuk Bangun Pesantren

Raden Wijaya memerintah dengan baik dan bijaksana. Pada awal pemerintahannya ia memberi imbalan kepada orang atau panglima yang membantunya mendirikan Majapahit.

Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara (1309-1328). Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, seperti Juru Demang (1313), Gajah Biru (1314), Nambi (1314), Semi (1318) dan Kuti (1319).

Dinasti Hindu dan Buddha di Nusantara berkembang secara bersamaan, sehingga keduanya sulit untuk dibedakan terutama yang berkembang di Nusantara.

Namun ada pembeda jelas di antara keduanya.

Baca Juga: Pantesan Banyak yang Percaya Majapahit Adalah Kerajaan Islam, Terkuak Ini Dia Jejak-jejak Islam yang Ditemukan di Peninggalan Majapahit

Hindu adalah kepercayaan spiritual yang muncul sekitar 3500 tahun yang lalu, sedangkan Buddha muncul sekitar 2800 tahun yang lalu.

Keduanya adalah agama dengan pengikut yang cukup banyak di dunia dan sama-sama berasal dari India.

Keduanya tidak begitu berkembang di dunia Barat tapi Hindu dan Buddha adalah agama terbesar ketiga dan keempat di dunia setelah Kristen dan Islam.

Hindu adalah agama multi-segi dengan pendiri yang terdiri dari banyak nabi atau tersusun dari beberapa kepercayaan.

Baca Juga: 'Penyebutan Pulau Hindu untuk Bali di Era Majapahit Adalah Keliru', Mantan Dubes Kanada Ini Ungkap Temuannya

Tidak ada cara sistematis dalam pengajaran agama ini, dan menariknya agama Hindu tunduk pada banyak variasi dan pengaruh dari budaya lokal.

Agama Hindu juga terbuka untuk interpretasi yang berbeda dan relatif toleran terhadap pandangan yang berbeda.

Sedangkan Buddha adalah ajaran dari Budha Gautama, yang mengajarkan tidak hanya penyembahan Tuhan tapi juga pada realisasi diri dan disiplin.

Buddha berasal dari India dan saat ini sebagian besar pengikutnya berada di luar negeri dan terutama di Sri Lanka, Tibet, China, Jepang, serta banyak negara Asia Tenggara.

Baca Juga: Selama Ini Kita Keliru, Rupanya Majapahit Bukanlah Kerajaan Hindu-Buddha Semata, Kepercayaan Inilah Justru yang Lebih Dominan

Buddha tidak setuju dengan sistem kasta Hindu, selain itu perbedaan lainnya antara lain mengenai perspektif yang berbeda tentang Tuhan, moralitas yang berbeda, pandangan berbeda tentang sistem kasta serta pandangan berbeda tentang Buddha.

Umat Hindu mengenal banyak dewa, termasuk Dewa Siwa, Brahma, Wisnu, Ganesha, dan Lakshmi.

Dewa-dewa itu diyakini berasal dari Brahman, jiwa universal.

Umat Hindu mengakui bahwa ada jiwa individu di dalam setiap orang, yang disebut Atman.

Baca Juga: Darah Raja Majapahit Mengalir Deras di Dalam Tubuhnya, Mengapa Raden Patah Justru Mendirikan Kesultanan Islam Demak, Bukan Hindu-Buddha Seperti Leluhurnya?

Beberapa umat Hindu percaya bahwa Atman dan Brahman pada akhirnya sama, sebuah gagasan yang selaras dengan panteisme.

Namun, pandangan tentang hal ini sangat bervariasi.

Di sisi lain, umat Buddha menyangkal keberadaan banyak dewa.

Sebaliknya, mereka percaya pada keberadaan satu Tuhan, tetapi mereka tidak percaya bahwa mencari Tuhan itu perlu.

Baca Juga: Dianggap Sama dengan Syariat Islam Arab Saudi, Ternyata Inilah Deobandi, Ajaran Islam yang Dipegang Taliban dan Ditentang Pemuka Islam Sunni, Siapa Sangka Berakar di Desa di India Ini

Hal ini tercermin dari ajaran mereka yang lebih banyak berbicara tentang perilaku etis daripada beribadah kepada Tuhan.

Menyembah berbagai dewa sangat tertanam dalam budaya Hindu, tetapi dalam agama Buddha, pengikut didorong untuk lebih fokus pada disiplin diri.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait