Sohor Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha, Majapahit Nyatanya Pernah Minta Bantuan Salah Satu Wali Songo Ini untuk 'Dakwahi' para Adipatinya, Bahkan Diberi Lahan untuk Bangun Pesantren

Khaerunisa

Penulis

Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah.

Intisari-Online.com - Terdapat bukti-bukti kehadiran Islam di masa kekuasaan kerajaan Majapahit.

Meski Majapahit sendiri merupakan kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, rupanya ajaran Islam mewarnai kehidupan masyarakatnya kala itu.

Salah satu sosok yang dikenal menyebarkan Islam di masa kekuasaan Majapahit adalah Sunan Ampel.

Itu terjadi sekitar abad ke-15, ketika Sunan Ampel tiba di Majapahit.

Baca Juga: Pantesan Banyak yang Percaya Majapahit Adalah Kerajaan Islam, Terkuak Ini Dia Jejak-jejak Islam yang Ditemukan di Peninggalan Majapahit

Ketika itu, kehidupan masyarakat Majapahit cukup kacau, disebut banyak adipati yang mabuk dan berjudi, hingga menikmati hasil upeti dari rakyat.

Kehadiran Sunan Ampel pun berpengaruh bagi kehidupan Majapahit kala itu, dengan melakukan dakwah dan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut.

Bahkan, ia pun diberi hadiah sebidang tanah oleh Raja Majapahit di daerah Ampeldenta di Jawa.

Kemudian tanah itu digunakan untuk membangun dan mengembangkan pondok pesantren tempat mendakwahkan Islam.

Baca Juga: Menyusul Suriah dan Afghanistan, Terkuak Tujuan AS Depak Semua Sekutu Lama di Timur Tengah dan Gandeng Iran Perbanyak Senjata Nuklirnya, Jadikan Negara Miskin Ini Tak Punya Masa Depan

Sunan Ampel bernama asli Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad.

Ia lahir di Champa sekitar tahun 1401 Masehi.

Diperkirakan ia datang ke Jawa sebelum tahun 1446 Masehi bersama dengan saudaranya, Ali Musada dan saudara sepupunya Raden Burereh.

Sebelum menuju ke Jawa, ia sempat singgah di Palembang. Kemudian memperkenalkan Islam pada Arya Damar, seorang raja muda di Palembang.

Baca Juga: Dimulai dari Raden Wijaya Hingga Puncak Kejayaan pada Masa Pemerintahan Hayam Wuruk dan Berkuasa Hingga Hampir Dua Abad, Inilah Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Bisa Jadi Bukti Keberadaannya

Bahkan, Arya Damar disebut-sebut telah masuk Islam dengan nama Arya Abdilah.

Selanjutnya, Sunan Ampel meneruskan perjalanan dan berdakwah ke Tuban, Madura, Bima, hingga Majapahit.

Daerah Ampeldenta di Jawa, tempat ia dihadiahi sebidang tanah oleh Raja Majapahit, kemudian menjadi sentra pendidikan Islam yang paling berpengaruh di Jawa pada masa itu.

Nama Sunan Ampel pun diambil dari tempat di mana beliau menyebarkan dakwah Islam tersebut, Ampeldenta.

Baca Juga: Percaya Bahwa Kematian Hanyalah Transisi Menuju Kehidupan Setelah Kematian, Beginilah Kehidupan Sehari-hari di Mesir Kuno untuk Membuat Hidup Mereka Berharga, Termasuk Bermain Game Bersama Keluarga

Sumber Intelektualisme Pesantren yang ditulis Masduki menjelaskan, Sunan Ampel dikenal dengan ajaran 'Moh Limo'. Ajaran tersebut antara lain moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak meminum minuman keras), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak menggunakan narkoba), moh madon (tidak berzina).

Gambaran kehidupan zuhud (meninggalkan keduniawian) dari Sunan Ampel tergambarkan dalam Babad Tanah Jawi.

Sunan Ampel menjalani laku prihatin yang ditulis: Ora dhahar ora guling anyegah ing hawa, ora sare ing wengine, ngibadah maring Pangeran, fardhu sunat tan ketinggalan, sarwa nyegah hatam nakrih tawajuhe muji ing Allah.

Yang berarti: tidak makan tidak tidur, mencegah hawa nafsu, tidaj tidur malam untuk beribadah kepada Tuhan, fardu dan sunah tak ketinggalan serta mencegah yang haram maupun makruh dan memuji Allah.

Baca Juga: Cek Zodiak Bulan November, Kenali Sifat-sifat yang Dimiliki Scorpio dan Sagitarius Berikut!

Sementara bagaimana Sunan Ampel berdakwah, yaitu termasuk dengan menjalin kekerabatan.

Dalam Babad Tanah Jawi, dia menikahkan Khalifah Usen dengan putri Adipati Madura, Arya Baribin.

Sunan Ampel sendiri menikahi anak perempuan Tumenggung Wilantika yang bernama Nyai Ageng Manila.

Dalam buku Atlas Walisongo yang ditulis Agus Sanyoto (2016), Sunan Ampel memiliki dua istri. Yang pertama dinikahi ketika perjalanan dari Tuban ke Kembang Kuning, yaitu putri dari Ki Bang Kuning bernama Mas Karimah.

Baca Juga: Yuk Cek Gambar Peta Dunia, Ada Daratan dan Lautan Serta Titik Tertinggi Bumi dalam Peta Fisik Dunia Tersebut

(*)

Artikel Terkait