Intisari-Online.com-Kekuasaan kerajaanMajapahit sering digambarkanmembentang begitu luas. Bahkan namanya disegani berbagai kerajaan di Asia.
Namun, seperti apa fakta sebenarnya?
MenurutHasan Djafar, seorang ahli arkeologi, epigrafi dan sejarah kuno, wilayah Majapahit itu ada di Pulau Jawa―itu pun hanya― Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Saat ditanya mengenai wilayahMajapahit yangteritorinya seperti Republik Indonesia, dia pun menjawab:
“Itu omong kosong!” ujar Hasan, “tidak ada sumber yang mengatakan seperti itu.”
Menurutnya, makna “nusa” adalah “pulau-pulau atau daerah”, sedangkan “antara” adalah “yang lain.”
Jadi Nusantara pada masa Majapahit diartikan sebagai “daerah-daerah yang lain” ―karena kenyataannya memang di luar wilayah Majapahit.
Nusantara merupakan koalisi antara kerajaan-kerajaan yang turut bekerja untuk kepentingan bersama untuk keamanan dan perdagangan regional, demikian hemat Hasan.
Mereka berkoalisi sebagai “mitra satata”―sahabat atau mitra dalam kedudukan yang sama.
“Jangan diartikan kepulauan di antara dua benua,” kata Hasan.
“Bukan pula nusa yang lokasinya di antara.”
Sebagai kerajaan adikuasa setelah zaman Sriwijaya berakhir, Majapahit tetap berkepentingan dengan wilayah kerajaan-kerajaan itu sebagai daerah tujuan pemasaran dan sebagai penghasil sumber daya alam yang berpotensi perdagangan.
Memang ada jalinan hubungan, namun hubungan ini tidak harus seperti penguasa dan yang dikuasai, bukan kekuasaan dalam artian politik.
Ini adalah hubungan kepentingan bersama sehingga Majapahit juga berkepentingan untuk mengamankan dan melindungi wilayah-wilayah itu.
Namun demikian, sampai hari ini masih saja ada tafsir bahwa kerajaan-kerajaan itu memberikan upetinya setiap tahun kepada Majapahit.
Hal ini seolah membuktikan ketundukkan kerajaan-kerajaan Nusantara dibawah supremasi Majapahit.
“Ini sering ditafsirkan sebagai upeti,” ujar Hasan.
“Padahal, tidak ada satu kata pun dalam Nagarakertagama yang bisa diartikan sebagai upeti, apalagi upeti tanda tunduk seolah menjadi negara jajahan Majapahit.”
Berdasar uraian Nagarakertagama, Majapahit memang punya tradisi mengadakan suatu pesta besar setiap tahunnya.
Seluruh penguasa wilayah–wilayah kerajaan itu diundang dan ada yang memberikan hadiah-hadiah kepada raja Majapahit, dan menurut Hasan hadiah itu bukanlah upeti.
“Buktinya, sejak Majapahit berkuasa sampai runtuh pun daerah-daerah itu bebas merdeka.”
Lalu mengapa sampai ada anggapan bahwa Nusantara itu adalah wilayah Majapahit?
“Barangkali karena The Founding Fathers kita ingin menyatukan negara ini,” ujar Hasan lirih.
Kemudian “Muhammad Yamin—salah satu tokoh pendiri negara Indonesia—menggunakan gagasan Nusantara sebagai bentuk negara kesatuan.”
(Mahandis Y. Thamrin/NGI. Cuplikan dari "Metropolitan yang Hilang" dalam National Geographic Indonesia edisi September 2012.)
(*)