Intisari-Online.com -Kerajaan Pajajaran ditaklukanMaulana Yusuf,raja kedua Kesultanan Bantenpada 1579 M.
Dengan penaklukan Kerajaan Pajajaran, maka agama Islam semakin terbesar luar di Jawa Barat.
Sultan Maulana Yusuf lantasmenyebarkan agama Islam hinggake pedalaman Banten.
Setelah Kerajaan Pajajaran runtuh, diperkirakan para punggawa istana meninggalkan keraton. Lalu menetap di daerah Lebak.
Walau begitu, mereka tetap menggunakantata cara kehidupan lama yang ketat.
Kini, dikenal sebagai orang Baduy.
Ya, siapa yangsangka bahwa masyarakat Suku Baduy yang mendiami satu wilayah di kawasan Pegunungan Kendeng, di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, merupakan keturunan Kerajaan Pajajaran.
Mereka memang mengasingkan dirike wilayah Pegunungan Kendeng di Banten Tengah pada abad ke-12.
Kisah itu pun ditulis oleh Djoewisno dalam bukunya berjudul "Potret Kehidupan Masyarakat Baduy" terbitan tahun 1987.
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (1/12/2021), tujuan pengasingan itu karena wilayah Banten dikuasai olehSunan Gunung Jati.
Di mana sama seperti kisah jatuhnya Kerajaan Pajajaran di tangan Maulana Yusuf, Sunan Gunung Jati juga membawa misimenyebarkan agama Islam.
Dalam pelarian selama berhari-hari itu, mereka tibadi hulu Sungai Ciujung di jantung Pegunungan Kendeng.
Tempat itulahyang kini disebut sebagai Panembahan Arca Domas atau Petak 13.
"Lokasi ini merupakan daerah terlarang di samping merupakan kawasan tertutup yang sangat rahasia bagi siapa saja," tulis Djoewisno dalam bukunya.
Asal usul nama Baduy
Kisah asal usul nama Baduy juga memiliki beberapa versi.
Ada yangpercaya bahwa nama Baduy berasal darisungai yang mengalir di sana bernama Cibaduy.
Tapi ada juga kisah yang menceritakankalau Baduy berasal dari kata Baduyut/
Ini karena pemukiman tempat mereka tinggal banyak tumbuh Pohon Baduyut, sejenis pohon beringin.
Di budaya populer,kata Baduy dikisahkan pertama kali muncul oleh penjajah Belanda.
Merekamenganggap warga Baduy mirip dengan orang Badui dari Timur Tengah.
Kekinian nama Badui kemudian berubah menjadi Baduy.
Kini, jumlah Suku Baduy sebanyak 11.700 warga di Baduy Luar dan 1.500 warga di Baduy Dalam.
Merekamendiamiwilayah tanah ulayat seluas 5.130,8 hektar.
Wilayah itu sendiri terdiri dari 65 kampung dan tiga kampung di Baduy Dalam yakni Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.