Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina semakin memanas.
Apalagi Belarusia terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina tersebut.
Pada hari Senin kemarin, Belarusiamengumumkan latihan militer bersama dengan sekutu dekat mereka, Rusia di perbatasan selatannya dengan Ukraina.
Tidak hanya itu, Belarusia juga menuduh aliansi militer NATO membangun kemampuan ofensif di dekat perbatasannya.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (1//12/2021), pejabat Amerika Serikat (AS), NATO dan Ukraina mengatakan Rusia telah membangun pasukan di dekat Ukraina.
Hal itu langsung memicu kekhawatiran akan serangan dan konflik yang lebih besar.
ApalagiBelarusia juga tengah berselisih dengan Uni Eropa atas para migran yang berkemah di perbatasan baratnya.
Gabungan antara Rusia dan Belarusia bisa membuat Eropa memanas.
Rusia sendiri menyangkal rencana semacam itu. Sementara Belarusia menyebut latihan militer itu adalah hal biasa.
Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin mengatakan latihan dengan Rusia masih dalam "jangka menengah".
"Kami melihat formasi pasukan di sekitar perbatasan negara kami," kataKhrenin.
"Kami hanya bisa khawatir dengan militerisasi negara-negara tetangga kami."
"Itulah sebabnya kami terpaksa merencanakan tindakan sebagai tanggapan."
Anggota NATO Lithuania, yang terletak di sebelah barat Belarusia, mengatakan pada hari Minggu bahwa aliansi Atlantik perlu menyesuaikan sikapnya terhadap militer Belarusia yang katanya menjadi lebih terintegrasi dengan angkatan bersenjata Rusia.
Pada hari Senin, Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan negaranya tidak akan duduk diam jika konflik di Ukraina timur meletus atau perang pecah dengan Barat di perbatasan Rusia.
Dalam anggukan yang jelas ke Rusia, Lukashenko berkata: "Jelas di pihak mana Belarus akan berada."
DukunganLukashenko ke Rusia sudah jelas sebabkeuangan dan politik Rusia berhasil membantunya mengatasi protes besar-besaran terhadap pemerintahannya yang pecah musim gugur lalu.
"Mereka memahami kami. Begitu pun sebaliknya."
"Itu sebabnya, kami mulai memperkuat perbatasan utara Belarus-Ukraina mereka."
Sementara AS dan NATOmemperingatkan bahwa Rusia akan membayar mahal untuk setiap agresi militer baru jika sampai Rusia menyerang Ukraina.
"Akan ada harga tinggi yang harus dibayar untuk Rusia jika mereka sekali lagi menggunakan kekuatan melawan kemerdekaan Ukraina," terang Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.