Penjelasan ini diterima oleh banyak orang selama beberapa dekade, hingga tahun 1990-an.
Pada tahun 1993, Charles Thorne, yang pernah menjadi direktur Pusat Rekayasa Kualitas Senjata di Stasiun Torpedo Angkatan Laut di Keyport, Washington, pada akhir tahun 60-an membaca cerita di Chicago Tribune tentang hilangnya Scorpion.
Liputan di surat kabar itu menyebutkan Craven dan teorinya, yang menarik perhatian Thorne.
Kedua pria itu sekarang sudah pensiun, tetapi Thorne memiliki informasi yang berkaitan dengan torpedo yang digunakan pada Scorpion.
Tidak ada yang tahu tentang pekerjaan masing-masing pada saat itu.
Thorne terlibat dengan pengujian torpedo antikapal selam Mark 37 (tipe yang dibawa oleh Scorpion) pada saat yang sama ketika Scorpion hilang.
Torpedo canggih ini membawa baterai perak-seng yang dipisahkan dari sel listrik oleh diafragma foil yang sangat tipis.
Ini dirancang untuk pecah saat peluncuran senjata, memungkinkan elektrolit di sel daya untuk mengaktifkan baterai dan menyalakan motor.
Namun pada tahun 1966 para insinyur menemukan bahwa diafragma ini dapat pecah oleh getaran, sehingga rekomendasi dibuat untuk mengubah desain.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR