Mereka juga melaporkan bahwa bank telah berhenti memberikan kredit baru, dan kredit macet hampir dua kali lipat menjadi 57% pada September dari akhir 2020.
Melihat tren saat ini, dan pembatasan penarikan, Al Dardari memprediksi sistem perbankan tidak memiliki peluang untuk bertahan dalam enam bulan ke depan.
Bank-bank Afghanistan sangat bergantung pada pengiriman uang fisik dolar AS, yang kini telah berhenti.
Al Dardari mengatakan, saat ini Afghanistan hanya memiliki uang Afghanistan senilai US$4 miliar, namun hanya sekitar US$500.000 yang bisa diedarkan.
"Sisanya di bawah kasur atau di bawah bantal karena orang takut," katanya.
Masalah likuiditas ini mendorong Afghanistan ke dalam masalah perdagangan dan kelaparan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR