Pasukan pimpinan Raden Wijaya tercerai-belai setelah mengetahui Singasari jatuh dan Kertanegara tewas. Bersama pengikut setia yang masih tersisa, Raden Wijaya melarikan diri ke dalam hutan rimba di sekitar aliran Sungai Brantas. Ia dibantu pengawalnya seperti Nambi, Kebo (Mahisa) Anabrang, Lembu Sora, dan Dharmaputra seperti Ra Kuti Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng,dll.
Raden Wijaya terus-terusan dikejar pasukan Kedori, dan ia hendak melarikan diri hendak berlindung di sebelah utara Singasari, yaitu Terung, tapi ia mengubah arah ke arah timur.
Raden Wijaya berhasil menyeberangi Selat Madura, bertemu Arya Wiraraja, penguasa Songeneb (kini dikenal sebagai Sumenep).
Raden Wijaya bersama Arya Wiraraja untuk merebut kembali tahta dari tangan Jayakatwang.
Kemudian ia berjanji jika bisa mengalahkan Jayakatwang, daerah kekuasaan akan dibagi dua untuk dirinya dan Wiraraja.
Wiraraja pun menyampaikan berita kepada Jayakatwang jika Wijaya menyatakan menyerah kalah, membuat Jayakatwang menerima Raden Wijaya, yang kemudian meminta Hutan Tarik di kerajaan baru Jayakatwang untuk dibangun kawasan wisata perburuan, Raden Wijaya juga meminta ingin bermukim di sana.
Kemudian datanglah pasukan Mongol, yang diajak Wijaya untuk bersekutu mengalahkan Jayakatwang dengan alasan merebut kembali kekuasaan Pulau Jawa.
Perlawanan Raden Wijaya itu menghasilkan keberhasilan mutlak dan ia mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit.
KOMENTAR