Intisari-Online.com - Peristiwa pemberontakan Jayakatwang menandai berakhirnya Kerajaan Singasari, sekaligus awal mula berdirinya Kerajaan Majapahit.
Pemberontakan yang ia lakukan, merupakan penyebab runtuhnya Singasari.
Tetapi apa yang dilakukannya tak berbuah manis untuk dirinya sendiri.
Ia kemudian justru harus menemui ajal setelah melakukan pemberontakan.
Pemberontakan Jayakatwang dimulai ketika ia masuk dalam hasutan patihnya, sehingga ingin membalaskan dendam atas kematian leluhurnya.
Jayakatwang akhirnya memberontak untuk menyerang dan membunuh raja Singasari, Kertanegara, yang sebenarnya masih punya hubungan kerabat dengannya.
Leluhur Jayakatwang, Raja Kertajaya dari Kediri, sebelumnya dikalahkan oleh penguasa Tumapel Ken Arok dalam Perang Ganter pada 1222.
Setelah itu, Ken Arok pun mendirikan Kerajaan Tumapel, yang pada akhirnya dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
Meski berhasil dikalahkan, Kediri tidak dihancurkan, tetapi diperintah oleh keturunan Raja Kertajaya yang mengakui kepemimpinan Singasari.
Jayakatwang sendiri memerintah sebagai adipati Gelang-gelang (sekitar Madiun) sejak 1271.
Mengingat sejarah leluhur mereka, Raja Kertanegara (1272-1292) kemudian mengambil beberapa langkah untuk menjaga hubungan baik dengan Jayakatwang.
Salah satunya adalah dengan menikahkan Jayakatwang dengan adiknya, Turukbali.
Selain itu, disebutkan pula dalam Prasasti Kudadu dan Prasati Mula-Malurung, bahwa Raja Kertanegara menjadikan anak Jayakatwang yang bernama Arddharaja sebagai menantunya.
Sehingga, Raja Kertanegara dan Jayakatwang memiliki hubungan kekerabatan yang cukup rumit, yakni sebagai ipar sekaligus besan.
Meski begitu, rupanya hubungan kerabat tidak menghentikan dendam Jayakatwang, terlebih dengan dibumbui oleh hasutan.
Oleh sang patih yang menghasutnya, ditunjukkan dharma seorang ksatria yang harus menghapus aib leluhurnya.
Itulah yang menjadi penyebab Jayakatwang akhirnya memberontak untuk menyerang dan membunuh Kertanegara.
Baca Juga: Rahasia Keampuhan Ikan Teri, Bisa Kurangi Risiko Penyakit Mematikan Ini
Pemberontakan Jayakatwang dilaksanakan antara pertengahan bulan Mei dan Juni 1292.
Prasasti Kudadu maupun Kitab Pararaton menyebut bahwa tentara Kediri dibagi ke dalam dua kelompok untuk menyerang dari arah utara dan selatan.
Tentara yang menyerang dari utara hanya sekadar untuk menarik pasukan Singasari dari keraton.
Kemudian, untuk meredam para pemberontak yang datang dari utara, Raja Kertanegara memerintahkan menantunya, Raden Wijaya, untuk memimpin serangan.
Ketika Raden Wijaya mengejar pasukan Kediri yang terus bergerak mundur, Jayakatwang segera menyerbu keraton dari arah selatan.
Baca Juga: Cerita-cerita Tak Terdengar dari Pertempuran 10 November 1945, Termasuk Ketika Bung Tomo Disekap
Jayakatwang pun berhasil membunuh Kertanegara dan menguasai seluruh istana, sekaligus menandai runtuhnya kerajaan Singasari pada 1292.
Tetapi, peristiwa itu malah mengantarkannya pada rangkaian dendam lainnnya.
Bukannya berhasil membangkitkan kerajaan Kediri, ia justru terbunuh oleh Raden Wijaya pada 1293, yang membalaskan dendam atas kematian Raja Kertanegara.
Akhirnya, Raden Wijaya-lah yang berhasil mendirikan sebuah kerajaandi Mojokerto Jawa Timur, yang dikenal sebagai Kerajaan Majapahit.
Berakhirnya pemberontakan Jayakatwang menjadi awal mula berdirinya kerajaan terbesar di Nusantara itu.
(*)