Rake Gurunwangi Dyah Bhadra menggantikannya pada 887 M, yang malah kepayahan dan tidak sampai sebulan memilih melarikan diri dari singgasana.
Akhirnya terjadi kekosongan kekuasaan selama kurang lebih tujuh bulan, dan barulah pada 894 M, Rakai Wungkalhumalang Dyah Jaban bertahta selama 4 tahun.
Ia dimahkotai pada 898 M.
Penulis Raja-raja Mataram Kuno dari Sanjaya Sampai Balitung, Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III yang termuat di Berkala Arkeologi 1994 memperhatikan mengapa jumlah raja yang dimuat dalam Prasasti Mantyasih dan Wanua Tengah III berbeda, hal ini ternyata disebabkan latar belakang dikeluarkannya prasasti.
Prasasti Mantyasih diterbitkan guna melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta sah.
Raja-raja yang dicantumkan dalam prasastinya juga para raja yang berdaulat penuh atas seluruh kerajaan.
"Dyah Gula, Dyah Tagwas, Dyah Dewendra, dan Dyah Bhadra, tidak pernah berdaulat penuh karena masa pemerintahan yang terlalu singkat," tulis Kusen.
Sementara itu peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta, Baskoro Daru Tjahjono, mengatakan awalnya Balitung bukanlah pewaris tahta yang sah.
KOMENTAR