Intisari-Online.com – Menarik membahas kerajaan di Mesir Kuno yang dipimpin oleh para firaun dalam peradaban yang maju.
Ramses III merupakan firaun Kedua di Dinasti ke-20 Kerajaan Baru Mesir.
Ahli Mesir Kuno mengakui bahwa Firaun Ramses III adalah firaun besar terakhir yang memerintah Mesir dengan kekuatan besar dan kontrol pusat yang otoritatif.
Pemerintahan panjang Ramses III menyaksikan surutnya kekuatan ekonomi, politik, dan militer Mesir secara bertahap.
Penurunan ini ditandai dengan serangkaian invasi yang melemahkan, diperburuk lagi dengan banyak masalah ekonomi internal yang melanda firaun sebelumnya.
Strategi militernya yang berotot membuatnya mendapatkan gambaran tentang ‘Firaun’ Mesir Kuno.
Ramses III berhasil mengusir ‘Orang Laut’ yang menyerang, yang perusakannya memicu kehancuran di antara peradaban Mediterania.
Ramses terbukti mampu menyelamatkan Mesir dari kehancuran pada titik waktu ketika kerajaan lain hancur selama Zaman Perunggu Akhir.
Upaya Ramses III merupakan solusi sementara, karena pembantaian ekonomi dan demografis karena gelombang invasi akhirnya melemahkan pemerintah pusat Mesir untuk pulih dari kerugian besar.
Siapa Firaun Ramses III?
Ramses III memiliki bebrapa nama yang memperlihatkan kedekatannya dengan kekuatan ilahi.
Ramses diterjemahkan sebagai ‘Re telah membentuknya’.
Dia juga memasukkan ‘heqaiunu’, atau ‘Penguasa Heliopolis’ dalam namanya.
Dia juga mengadopsi nama ‘Usermaatre Meryamun’ atau ‘Kuasa adalah Keadilan Re, kekasih Amun’, sebagai nama takhtanya. Ejaan alternatif Ramses adalah ‘Ramesses’.
Raja Setnakhte adalah ayah dari Ramses III, sedang ibunya adalah Ratu Tiy-merenese.
Hanya sedikit penjelasan mengenai Raja Setnakhte, namun ahli Mesir Kuno percaya bahwa Ramses II atau Ramses Yang Agung adalah kakek dari Ramses III.
Ramses III menggantikan ayahnya naik takhta Mesir setelah kematiannya pada 1187 SM.
Ramses III memerintah Mesir selama 31 tahun sampai 1151 SM, kemudian dilanjutkan oleh Ramses IV, Ramses V, dan Ramses VI, yang adalah putranya.
Ramses III memiliki banyak istri, termasuk Tyti, Iset Ta-Hemdjert atau Isis, dan Tiye.
Ramses III diyakini menjadi ayah dari 10 putra dan putri, beberapa putranya mendahuluinya dan dimakamkan di Lembah Para Ratu.
Dari transkrip persidangan pada papirus yang ditemukan, menunjukkan ada konspirasi untuk membunuh Ramses III oleh anggota harem kerajaannya.
Tiye, salah satu dari tiga istri Ramses yang menjalankan rencana itu agar putranya, Pentaweret, naik takhta.
Pada tahun 2012, melansir Give Me History, sebuah tim penelitian mengumumkan CT scan mumi Ramses III, menunjukkan bukti luka dalam di lehernya, yang terbukti mematikan.
Tim peneliti menyimpulkan bahwa Ramses III telah dibunuh.
Beberapa ahli Mesir Kuno percaya, bahwa Ramses III bukan mati selama persidangan, namun dalam upaya pembunuhan.
Transkrip persidangan yang ditemukan itu mengidentifikasi 40 orang yang diadili karena ambil bagian dalam konspirasi.
Konspirasi Harem ini bahkan menunjukkan bahwa para pembunuh diambil dari jajaran fungsionaris harem yang terkait dengan firaun.
Mereka berencana memicu pemberontakan di luar istana kerajaan di Thebes bertepatan dengan Festival Opet, sebelum membunuh firaun, dan melakukan kudeta istana.
Terutama Ratu dan Pentaweret, semua yang terlibat dalam konspirasi yang gagap itu dianggap bersalah selama persidangan, kemudian mereka dipaksa untuk bunuh diri atau dieksekusi.
Aturan panjang pemerintahan Ramses III diikuti serangkaian peristiwa yang penuh gejolak.
Pengaruh Mesir di dunia kuno dipertahankan selama lebih dari 2.000 tahun oleh penerapan yudisial atas kekayaan dan tenaga militer yang sangat besar.
Ini mengakibatkan konflik di daerah sekitar Mediterania yang menyebabkan beberapa kerajaan runtuh selama Ramses di atas takhta.
Sumbangan utama Ramses III untuk arsitektur Mesir adalah Medinet Habu, kuil kamar mayatnya, yang selesai pada tahun ke-12 pemerintahannya.
Medinet Habu memiliki banyak prasasti yang menceritakan kampanye Ramses mengusir Orang Laut.
Beberapa peninggalan yang berasal dari zaman Raja Ramses III ada di kuil yang sebenarnya, Medinet Habu tetap menjadi salah satu kuil Mesir yang paling terpelihara.
Setelah menyelesaikan kuil kamar mayatnya, Ramses III mengalihkan perhatiannya ke Karnak, menugaskan pembangunan dua kuil yang lebih kecil dan prasasti dekoratif.
Memphis, Edfu, dan Heliopolis, mendapat manfaat dari renovasi yang dilakukan di bawah pengawasan Ramses III ini.
Meskipun Ramses III selamat dari konspirasi harem, namun dia meninggal sebelum persidangan berakhir.
Ramses III dimakamkan di sebuah makam monumental yang disiapkan untuknya di Lembah Para Raja.
Makamnya disebut sebagai ‘Makam Harper’ setelah adegan penampilan sepasang pemain harpa buta ditemukan oleh para arkeolog.
Menjadi kemalangan Ramses III yang dilahirkan di masa penuh gejolak.
Sebagai seorang firaun yang ingin membawa perdamaian dan kemakmuran ke tanahnya, Ramses III terpaksa melancarkan serangan kampanye militer yang sukses, namun akhirnya melemahkan kesehatan ekonomi dan militer Mesir.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari