Intisari - Online.com -Pertemuan tingkat tinggi dari Partai Komunis China Kamis 11 November 2021 menyatakan kekuasaan tidak terbantahkan Xi Jinping atas "kepentingan yang menentukan" untuk bangsa China, memastikan pegangan besi Xi ketika ia bersiap memasuki periode ketiga yang memperpanjang perannya sampai setidaknya 2027.
"Mewujudukan posisi Xi Jinping sebagai pusat Komite Sentral dan pusat seluruh partai… adalah sama pentingnya mewujudkan peremajaan bangsa China," ujar pejabat top China di akhir rapat pleno Partai Komunis China di Beijing yang meloloskan aturan baru di sejarah partai tersebut.
Keputusan untuk menulis resolusi atas "pencapaian besar dan pengalaman bersejarah" dalam 100 tahun pertama partai membuat Xi Jinping pemimpin ketiga setelah Mao Zedong dan Deng Xiaoping yang bisa memimpin tiga periode.
Dalam jabatan partai, Xi Jinping kini duduk bersama bapak pendiri China (Mao Zedong) dan juga bapak reformasi ekonomi China (Deng Xiaoping).
Sesi pleno tertutup Komite Pusat adalah kesempatan signifikan terakhir Xi untuk mengumpulkan 370 pejabat paling senior China sebelum mereka bertemu lagi akhir tahun depan untuk reshuffle kepemimpinan yang mana Xi diharapkan menguatkan genggamannya dalam kekuasaan.
Pernyataan Komite Sentral menyebut pertemuan berikutnya "sangatlah penting" karena akan menyiapkan agenda bagi China melalui perayaan 100 tahun berdirinya China di tahun 2049.
"Pleno ini tentang pencapaian masa lalu, tapi sebenarnya mengenai masa depan," ujar Tony Saich, direktur Ash Center for Democratic Governance and Innovation di Universitas Harvard dikutip dari The Washington Post.
"Dengan melacak kelanjutan partai 100 tahun ke depan, hal ini dipakai untuk menunjukkan jika tidak terhindarkan bagi Xi untuk muncul saat ini menjadi 'pusat' partai," ujarnya.
Tidak seperti pendahulunya, Xi sudah banyak diprediksi tetap menjabat presiden untuk masa jabatan 5 tahun ketiga kalinya, jika tidak lebih lama, setelah parlemen karet China menghapus batas masa jabatan presiden di tahun 2018 lalu.
Pembatasan masa jabatan itu menjadi satu-satunya batas hukum bagi Xi Jinping untuk menjadi presiden China seumur hidup.
Resolusi sejarah yang baru, walaupun kurang kekuatan hukum untuk mendukung kepemimpinan Xi, adalah caranya memastikan penerimaan dari dalam partai yang sebelumnya belum pernah menegaskan mekanisme penerus dengan resmi, dan hanya mengandalkan sistem diskusi yang rumit di belakang untuk menentukan pemimpin.
"Suksesi selalu menjadi masalah, dan Xi sadar akan itu," ujar Saich.
"Resolusi ini adalah cara mengatakan jika partai secara putus asa ingin Xi tetap berkuasa karena ia adalah pemimpin untuk membawa China maju."
Ambisi Xi untuk tetap berkuasa sudah tampak sejak 2017 ketika ia mengumumkan jika China telah memasuki "era baru" perkembangan dan menambahkan ideologi pribadinya ke dalam piagam partai, memasukkan dirinya sendiri dalam agenda nasional baru sampai setidaknya 2035.
Saat itu, pengamat politik China berdebat apakah Xi mengikuti buku panduan dari pemimpin sebelumnya seperti Jiang Zemin atau Deng dengan menyelesaikan tanggung jawabnya sementara memasrahkan beberapa tugas-tugasnya kepada letnannya yang setia.
Namun ketiadaan penerus telah menggarisbawahi teori yang membantu prediksi jika ia akan mempertahankan ketiga peran sebagai kepala militer, partai dan kepala negara.
Sementara itu, tahun lalu, Xi telah meluncurkan serangkaian inisiatif kebijakan ambisius mencari cara membentuk kembali masyarakat China.
Ia telah menarget degradasi lingkungan, gelembung-gelembung di pasar properti dan kekayaan "berlebih" yang dipegang para usahawan, dalam rangka menuju "kesejahteraan bersama."
Xi sering menempatkan dirinya di depan dan di tengah kampanye-kampanye ini, yang dilakukan di bawah panji filosofinya sendiri, dikenal sebagai "pikiran Xi Jinping untuk sosialisme dengan karakteristik China di era baru," atau "Pikiran Xi Jinping" secara singkatnya.
Sebelum pleno minggu lalu, propaganda media pemerintah China membuat citra bagus dari Xi yang mana menjadi berlebihan.
Satu hagiografi menggambarkan Xi Jinping muda membaca buku Karl Marx "Das Kapital" tiga kali, mengisi 18 buku catatan dengan pemikiran-pemikirannya.
Utas dari media pemerintah Xinhua News Agency menyebutnya "pria dengan tujuan" dan mencatat bagaimana ia dalam jadwal sibuknya tetap menyempatkan diri berenang untuk "memastikan ia punya stamina cukup menghadapi pertemuan dengan Partai, pemerintah dan militer."
Dalam tanda status Xi yang meningkat lainnya, pleno Kamis kemarin membaca ideologinya, "Marxisme untuk Abad ke-21" yang menangkap "intisari" dari budaya China.
Pendekatan Xi untuk menyelesaikan isu kesenjangan adalah melalui pernyataan kuat yang menekan keberagaman ide di masyarakat atas nama memperkuat China, ujar Kou Chien-Wen, cendekiawan politik China di College of International Affairs di National Chengchi University, Taiwan.
Kou menambahkan kini yang dipertaruhkan Xi adalah membuktikan model otoritas China dapat menampilkan demokrasi multipartai dalam menangani penyakit sosial.
"Secara dasarnya ini adalah keyakinannya jika 'peremajaan nasional' memerlukan keseimbangan dan hal itu memerlukan kontrol atas warga," ujarnya.